Sebagai muslim kita bersaudara. maka marilah kita perkuat ukhuwah islamiyah tanpa melihat golongan apapun kita dari suku manakah kita, tapi bersatulah karena Allah SWT.

Monday, December 20, 2010

Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi Untuk Memberi Nasihat

سم الله الرحمن الرحيم.

Semoga Allah memberikan kita hidayah dan menjadikan kita asbab hidayah ke seluruh alam. Semoga Allah menggunakan diri, waktu, fikr dan harta kita untuk senantiasa menyebarkan agama Allah di muka bumi. Sebagian risalah ini saya ambil dalam “kitab hayatushabat”, sebuah kitab yang berisi kisah-kisah kehidupan para shahabat radhiyallahu’anhum.

Kita ketahui bahwa nabi Muhammad Saw. adalah rasul yang setiap saat berdakwah menyebarkan agama Allah dan memikirkan bagaimana agama ini wujud dalam diri setiap ummat diseluruh alam sampai hari kiamat. Amalan rasulullah ini diamalkan oleh para shahabat sehingga mereka menjadi ummat terbaik. Kerja dakwah dan tabligh adalah kerja nabi Muhammad Saw. dan kerja/tugas ummat ini.

Dakwah artinya mengajak (bukan mengajar atau menggurui )

Tabligh artinya menyampaikan (menyampaikan apa yang kita ketahui alaupun satu ayat)

A.Mengikuti kerja shahabat Nabi (Menyebarkan agama ke seluruh Alam)

Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim, Abdullah ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: “Barangsiapa yang ingin meniru, hendaklah ia meniru perjalanan orang yang sudah mati, yaitu perjalanan para sahabat Nabi Muhammad SAW, karena mereka itu adalah sebaik-baik ummat ini, dan sebersih-bersihnya hati, sedalam-dalamnya ilmu pengetahuan, dan seringan-ringannya penanggungan. Mereka itu adalah suatu kaum yang telah dipilih Allah untuk menjadi para sahabat NabiNya SAW dan bekerja untuk menyebarkan agamaNya. Karena itu, hendaklah kamu mencontohi kelakuan mereka dan ikut perjalanan mereka. Mereka itulah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berdiri di atas jalan lurus, demi Allah yang memiliki Ka’bah!” (Hilyatul-Auliya’ 1:305).
Hasan Basri Rah. mengatakan : “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka dialah khalifatullah di bumi, dan dialah khalifaturrasul dan dialah khalifatul kitab (al-qur’an)” . (Hilyatul-Auliya’, Bahkan perkataan ini terdapat pada kitab amr bil ma’ruf nahi ‘anil munkar – Ibnu taymiyah).


B. Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi Untuk Memberi Nasihat.

Al-Baihaqiyy dan An-Naqoosy telah mentakhrijkan di dalam mu’jamnya dan Ibn An-Najjaar daripada Waaqid bin Salaamah daripada Yaziid Ar-Riqoosyiyy dari Anas ra. Bahawa Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallaam telah bersabda (mafhuumnya) :

Sudikah aku kabarkan kepada kalian akan qaum-qaum yang mana mereka itu adalah bukan para anbiyaa` dan buka pula para syuhadaa`, (walhal) pada hari qiyaamat (nanti) para anbiyaa` dan para syuhadaa` merasa ghibtoh (iri hati) terhadap mereka itu lantaran manaazil (status- status) mereka (begitu dekat) dengan Allah, di atas minbar-minbar daripada nuur mereka dikenali. Lalu mereka (para Sahabat r.ahum) Bertanya : siapakah mereka itu wahai Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallaam? Baginda menjawab (mafhuumnya) : al-ladziina yuhabbibuuna `ibaadaloohi ilAllahi, wa yuhabbibuunAllaha ilaa `ibaadihi, wa yamsyuuna `alal-ardhi nushan; artinya: (yaitu) orang-orang yang menjadikan para hamba Allah dicintai oleh Allah SWT , dan menjadikan Allah SWT dicintai oleh para hambanya, dan mereka itu berjalan kaki di atas (permukaan) bumi dalam hal keadaan memberikan nasihat.

Maka aku berkata : ini menjadikan Allah SWT dicintai oleh para hambanya, maka bagaimanakah mereka menjadikan para hamba Allah SWT dicintai oleh Allah SWT ? Jawab baginda Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallaam (mafhuumnya) : mereka itu menyuruh para hamba Allah dengan apa yang Allah SWT suka dan mereka itu mencegah para hamba Allah SWT daripada apa yang Allah SWT benci, maka apabila para hamba Allah SWT itu mentho’ati mereka lalu Allah `azza wa jalla menyintai mereka itu (yakni para hamba Allah itu). [Hayaatush-Shohaabah, juzu` 3, halaman 288 dan 289 - Risalah Fikir (229)]

Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Tidak beriman seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) hingga Aku lebih dicintainya daripada keluarga, hartanya, dan semua orang [Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 62]

Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, Tanda kemunafikan adalah membenci sahabat Ansar dan tanda keimanan adalah mencintai sahabat Ansar Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 108

Hadis riwayat Al Barra’ ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda tentang kaum Anshar, Yang mencintai mereka hanyalah orang yang beriman dan yang membenci mereka hanyalah orang munafik. Siapa yang mencintai mereka, maka Allah mencintainya, siap yang membenci mereka, maka Allah membencinya [Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 110]

Hadis riwayat Abu Said Al Khudhri ra., Dari Tarek bin Syihab ra. ia berkata, Orang yang pertama berkhotbah pada hari raya sebelum salat Id, adalah Marwan. Ketika itu ada seorang berdiri mengatakan, salat Id itu sebelum khotbah! Marwan menjawab, telah ditinggalkan apa yang ada di sana. Abu Said berkata, Orang ini benar-benar telah melaksanakan kewajibannya, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran (hal yang keji, buruk), hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, itu adalah selemah-lemah iman [Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 70]
C. Keutamaan Mengunjungi (ziarah/silaturahmi) kepada saudara Muslim Karena Allah.

361. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bahawasanya ada seorang lelaki berziarah kepada seorang saudaranya di suatu desa lain, kemudian Allah memerintah seorang malaikat untuk melindunginya di sepanjang jalan – yang dilaluinya. Setelah orang itu melalui jalan itu, berkatalah malaikat kepadanya: “Ke mana engkau menghendaki?” Orang itu menjawab: “Saya hendak ke tempat seorang saudaraku di desa ini.” Malaikat bertanya lagi: “Adakah suatu kenikmatan yang hendak kau peroleh dari saudaramu itu?” Ia menjawab: “Tidak, hanya saja saya mencintainya kerana Allah.” Malaikat lalu berkata: “Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah untuk menemuimu – guna memberitahukan – bahawa sesungguhnya Allah itu mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu karena Allah.” (Riwayat Muslim - Riyadushalihin Anawawi , Hadits No. 361)

Artinya : Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :

“Sayangilah penduduk Bumi, maka penduduk langit (malaikat) akan menyayangi kalian (HR Atirmidzi).

D. Tanggung Jawab/medan Dakwah Ummat Muhammad.

SEBAIK-BAIK PEMBERIAN (SEDEKAH) ADALAH MENASIHATI /MENGINGATKAN MENGENAI IMAN DAN AMAL SHALIH (AMALAN AGAMA) SEHINGGA KITA TERLEPAS DARI TUNTUTAN (TANGGUNG JAWAB) SAUDARA-SAUDARA KITA DIAKHIRAT.

1. Dakwah pada diri sendiri dan keluarga.

[66:6] Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS Attahrim ayat 6)

2. Dakwah kepada Jiran/tetangga, sahabat dan orang-orang dekat/kerabat.

[26:214] Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (QS Asysu’ara 214)

3. Dakwah kepada Umat didaerah sendiri dan daerah lain

[6:92] Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (QS Al an’am 92).

4. Dakwah kepada Ummat diseluruh dunia.

[3:110] Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali imran 110).
semoga Allah jadikan kita asbab hidayah bagi ummat…amiin



Selengkapnya...

Wednesday, December 8, 2010

Amalan yang Tercampur Riya

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Teman-temanku suatu kenyamanan bagi kita apabila kita dapat menjalani kehidupan ini dengan selalu berhati ikhlas. Karena ikhlas merupakan obat hati yang paling mujarab. Seperti kita ketahui bahwasannya kita sebagai wanita muslimah.. didalam menjalani hidup terkadang kurang ikhlas menerima segala sesuatunya terlebih melihat sesuatu yang menurut kita itu salah.... Namun apabila kita melihat lebih dalam lagi ternyata segala sesuatu baik maupun benar, buruk maupun salah itu tergantung pada diri kita untuk menyikapinya kenyataan tersebut, karena apabila tidak maka kita akan tersakiti hatinya.

1.Jika riya’ ada dalam setiap ibadah, maka itu hanya ada pada orang munafik dan orang kafir.
2.Jika ibadah dari awalnya tidak ikhlas, maka ibadahnya tidak sah dan tidak diterima.
3.Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tujukan ibadahnya pada makhluk,maka pada saat ini ibadahnya juga batal.


4.Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tambahkan dari amalan awalnya tadi kepada selain Allah –misalnya dengan ia perpanjang bacaan qur’annya dari biasanya karena ada temannya-, maka tambahannya ini yang dinilai batal. Namun niat awalnya tetap ada dan tidak batal. Inilah amalan yang tercampur riya.

5.Jika niat awalnya sudah ikhas, namun setelah ia lakukan ibadah muncul pujian dari orang lain tanpa ia cari-cari, maka ini adalah berita gembira berupa kebaikan yang disegerakan bagi orang beriman, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.[1]
Beramal Akhirat untuk Mendapatkan Dunia



Niat seseorang ketika beramal ada beberapa macam:

[Pertama] Jika niatnya adalah murni untuk mendapatkan dunia ketika dia beramal dan sama sekali tidak punya keinginan mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat, maka orang semacam ini di akhirat tidak akan mendapatkan satu bagian nikmat pun. Perlu diketahui pula bahwa amalan semacam ini tidaklah muncul dari seorang mukmin. Orang mukmin walaupun lemah imannya, dia pasti selalu mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat.

[Kedua] Jika niat seseorang adalah untuk mengharap wajah Allah dan untuk mendapatkan dunia sekaligus, entah niatnya untuk kedua-duanya sama atau mendekati, maka semacam ini akan mengurangi tauhid dan keikhlasannya. Amalannya dinilai memiliki kekurangan karena keikhlasannya tidak sempurna.

[Ketiga] Adapun jika seseorang telah beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah semata, akan tetapi di balik itu dia mendapatkan upah atau hasil yang dia ambil untuk membantunya dalam beramal (semacam mujahid yang berjihad lalu mendapatkan harta rampasan perang, para pengajar dan pekerja yang menyokong agama yang mendapatkan upah dari negara setiap bulannya), maka tidak mengapa mengambil upah tersebut. Hal ini juga tidak mengurangi keimanan dan ketauhidannya, karena semula dia tidak beramal untuk mendapatkan dunia. Sejak awal dia sudah berniat untuk beramal sholeh dan menyokong agama ini, sedangkan upah yang dia dapatkan adalah di balik itu semua yang nantinya akan menolong dia dalam beramal dan beragama.[2]

Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan balasan dunia ada dua macam:

[Pertama] Amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan.

Misalnya: Seseorang melaksanakan shalat Tahajud. Dia berniat dalam hatinya bahwa pasti dengan melakukan shalat malam ini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan shalat Tahajud akan mendapatkan anak laki-laki.

[Kedua] Amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia. Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisal silaturrahim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam kesyirikan. Namun, jika dia melakukannya tetap mengharapkan balasan akhirat dan dunia sekaligus, juga dia melakukannya dengan ikhlash, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukkan adanya balasan dunia dalam amalan ini.[3]

Sebenarnya jika seseorang ikhlas dalam beramal tanpa mengharap-harap dunia, maka dunia akan datang dengan sendirinya. Semoga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menjadi renungan bagi kita semua,

مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”[4]

Penutup: Bagaimana Cara Agar Ikhlas?

1.Mendalami ilmu ikhlas dan riya’.

2.Mengenal nama dan sifat Allah dan lebih mendalami tauhid.

3.Selalu memohon kepada Allah agar dimudahkan untuk ikhlas dalam setiap amalan.

4.Berpikir bahwa dunia ini akan fana.

5.Takut mati dalam keadaan su’ul khotimah (akhir yang jelek) dan takut terhadap siksa kubur.
6.Memikirkan kenikmatan surga bagi orang-orang yang berbuat ikhlas.

7.Mengingat siksa neraka bagi orang-orang yang berbuat riya’.

8.Takut akan terhapusnya amalan karena riya’.

9.Semangat dalam menyembunyikan amalan, rutin dalam melakukan shalat malam dan puasa sunnah.

10.Meninggalkan rasa tamak pada apa yang ada pada manusia.

11.Memiliki waktu untuk mengasingkan diri dan menyendiri untuk beramal.

12.Bersahabat dengan orang-orang sholih yang selalu ikhlas dalam amalannya.

13.Membaca kisah-kisah orang yang berbuat ikhlas.
14.Sering muhasabah atau introspeksi diri.

15.Mengingat bahwa setan tidak akan mengganggu orang-orang yang berusaha untuk ikhlas.

Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menjadi orang-orang yang berbuat ikhlas dalam beramal. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Selengkapnya...

Saturday, October 16, 2010

Dakwah Maksud Tujuan Hidup: Hidup dalam Dakwah, Dakwah sampai Mati, Mati dalam Dakwah

Dari Aqil bin abi tholib, ia bercerita. Abu tholib berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai keponakanku! Demi Alloh, seperti yang telah engkau ketahui sendiri bahwaaku selalu membenarkan perkataanmu, karena itu engkau juga harus mengikuti perkataanku, bahwa orang-orang dari kaummu datang kepadaku dan mereka berkata bahwa engkau datang ke Ka’bah dan datang ke majelis mereka, lalu mengatakan begini dan begitu. Dengan perkataanmu itu mereka merasa tersinggung, Oleh karena itu, suapaya dapat kamu pahami, maka tinggalkanlah apa yang kamu lakukan itu.
Lalu Rasulullah saw menengadahkan wajahnya ke langit sambil berkata, “Demi Alloh, aku tidak sanggup jika harus meninggalkan pekerjaan yang karenanya aku diutus, melebihi ketidaksanggupan salah seorang diantara kamu untuk membawa kobaran api matahari”. (Hr. Thabrani dan Bukhori) Menurut riwayat Baihaqi, bahwa Abu tholib berkata kepada Fasulullah Saw, “Wahai keponakanku, orang-orang dari kaummu datang kepadaku dan mengatakan ini dan itu, Karena itu, sekarang sayangilah jiwaku juga jiwamu, dan jangan memberikan kepadaku sesuatu yang tidak sanggup aku memikulnya, begitu juga engkau. Karena itu berhentilah dari berkata-kata kepada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai!”
Mendengar perkataan pamannya ini, Rasulullah saw merasa sedih, karena beliau menganggap bahwa pandangan pamannya mengenai dirinya telah berubah dan dia meninggalkan beliau serta menyerahkannya kepada kaumnya, dan kini dia tidak lagi memberikan semangat kepada beliau.. Melihat keadaan seperti ini maka beliau bersabda, “Wahai pamanku, apabila matahari diletakkan di tangan kanaku dan bulan di tangan kiriku, niscaya sekali-kali aku tidak akan meninggalkan pekerjaan itu (dakwah) dan aku akan tetap mengerjakannya sampai Alloh memberikan kemenangan kepadaku atau jiwaku melayang karenanya.” Setelah berkata demikian, Rasulullah saw tidak kuasa lagi menahan air mata dan beliau menangis.

Selengkapnya...

Monday, August 30, 2010

Catatan Akhir Ramadhan....


Ya Allah, betapa kami tak bisa berbuat lebih banyak di ramadhan ini. Betapa kami hanya mampu untuk mereguk nikmat, mereguk senang, tanpa bisa sedikit pun berikan yang terbaik untukMu. Di bulan ini kami lebih banyak meminta ketimbang mengerjakan seruanMu. Ramadhan bagi sebagian dari kami, tak ubahnya sebuah pesta. Ramadhan bagi segolongan dari kami, sekadar ekstravaganza ibadah. Nyaris hanya secuil yang bisa kami maknai kemuliaannya.

Ya Allah, kami ingin mengadu kepadaMu. Meski kami malu karena selalu memalingkan wajah dari perintahMu. Kami mencoba meng-hempaskan beban yang kami derita. Kami ber-upaya untuk membuang semua penat di jiwa kami. Di akhir ramadhan ini kami cuma bisa mengeluh. Bahkan adakalanya keluhan itu bersumber dari kebodohan kami yang buta atas titahMu. Sepertinya kami tak pantas berbagi dengan-Mu. Terlalu banyak persoalan yang sebenarnya bersumber dari kesombongan kami, kejahilan kami, dan dari bebalnya kami.

Ya Allah, ijinkan kami untuk bersimpuh di hadapan-Mu. Melunturkan dosa dan memudarkan penyakit yang berkarat di hati. Meski kami malu membeberkan luka-luka ini. Karena luka yang kami miliki, juga akibat kami belum mampu memenuhi syariatMu. Kami merasa berada di dalam sebuah lorong yang gelap, dingin, sepi dan sunyi. Hati kami terasa kering, meski setiap hari dibasuh dengan kalimat-kalimatMu yang sejuk. Jiwa kami berdebu, meski setiap detik disapu firmanMu. Ramadhan bagi kami, ternyata hanya menyisakan luka, perih, dan sepi.

Sebagian dari kami tak bisa memanfaatkan kesempatan di bulan suci ini. Kami lebih suka menjadikannya sebagai sarana memupuk popularitas dan kekayaan. Kami pilu, ketika sebagian dari kami, umat Nabi Muhammad saw. ini, lebih menikmati ramadhan dengan gemerlap di layar kaca.

Mereka menutupi wajahnya dengan topeng. Bahkan berani menipu kami. Memenjarakan kami ke ruang gelap sebuah kenistaan. Itu sebabnya, hari-hari kami sepanjang ramadhan ini, lebih banyak dihabiskan untuk menemani mereka di layar kaca membawakan program-program spesial ramadhan yang dikemas amat menghibur.


Di akhir ramadhan ini, luluskanlah permintaan kami untuk menyampaikan sesuatu, meski apa yang akan kami sampaikan Engkau pasti sudah mengetahuinya. Kami mencoba meraih sisa-sisa kekuatan kami yang nyaris musnah ditelan kesombongan kami.

Mungkin sebagian dari kami merasa memiliki sesuatu yang berharga untuk menjadi bekal setelah ramadhan. Tapi sebagian lagi dari kami, hanya membawa beban di akhir ramadhan ini. Bagi sebagian dari kami, Ramadhan ternyata tidak membuahkan takwa, ramadhan hanya berlalu dan diisi dengan kekosongan.

Dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika malam Ramadhan berakhir, seluruh makhluk-makhluk besar, di segenap langit, dan bumi, beserta malaikat ikut menangis. Mereka bersedih karena bencana yang menimpa umat Muhammad saw. Para sahabat bertanya, bencana apakah ya Rasul? Jawab Nabi. Kepergian bulan Ramadhan. Sebab di dalam bulan Ramadhan segala doa terkabulkan. Semua sedekah diterima. Dan amalan-amalan baik dilipatgandakan pahalanya, penyiksaan sementara di hapus.”

Duh...kalau Nabi Muhammad saja bersedih hati ketika Ramadhan berakhir, lalu kenapa kita malah bersuka-cita ?

Ya Allah....Kami mohon ampun kepadaMu, dan berikanlah kekuatan kepada kami untuk terus melaju melawan kedzaliman dan hawa nafsu kami dibulan lainnya.

Allaahummaa innii a'uudzu bika min qalbin laa yakhsya', wa min 'ilmin laa yanfa', wa min 'ainin laa tadma', wa min du'aa'in laa yusma', wa min dzaalikal arba'

Ya Allah, saya berlindung kepadamu dari hati yang tidak khusyu', ilmu yang tidak bermanfa'at, mata yang tidak bisa meneteskan air mata/menangis, doa yang tidak dikabulkan, sungguh kami berlindung dari ke empat hal itu

Allahumma inni as’alukal huda wattuqa wal afafa wal ghina

Ya Allah, aku memohon petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri dan kecukupan kepada-Mu
[HR. Muslim 2721, Tirmidzi 3489]

Allahumma alhimni rusydi waqini syarra nafsi

Ya Allah, anugerahkanlah kebenaran kepadaku dan lindungilah aku dari kejahatan hawa nafsuku
[HR. Tirmidzi 3483, al-Misykat 2476]

Ya Muqallibal qulub tsabbit qalbi ala dinika

Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu
[HR. Ahmad 11697, Ibnu Majah 3834, Tirmidzi 2140]

Rabbanaa fagh fir lanaa dzunuubanaa wa kaffir 'annaa say-yi-aatinaa wa tawaffanaa ma'al abraar

Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari pada kami kesalahan-kesalahan kami dan matikanlah kami bersama orang yang baik-baik

Rabbanaa wa aatinaa maa wa'attanaa 'alaa rusulika wa laa tukhzinaa yaumal qiyaamati innaka laa tukhliful mii'aad

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Engkau janjikan kepada kami melalui Rasul-Rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat.Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji


Selengkapnya...

Saturday, July 17, 2010

Targhib

Sesungguhnya kebahagiaan kesuksesan dan kejayaan seluruh makluk ada dalam genggaman ALLOH SWT. baik yang nampak maupun yang tak nampak,ada dlm kekuasaan ALLOH,seluruh makluk bergantung kpd NYA , semua membutuhkan ALLOH sedangkan ALLOH tidak membutuhkan makluk , demikian juga semuanya sudah di tentukan tempat kejayaannya masing masing contoh :

1. ikan ALLOH letakkan kebahagiaan dan kejayaanya ikan ada dalam air,selama ikan masih ada dalam air maka dia akan bahagia sebaliknya apabika ikan coba2 mencari kebahagiaan di luar dr apa2 yg sudah di tentukan ALLOH maka dia akan binasa selamanya

2.burung ALLOH letakkan kebahagiaan burung ada dlm alam yg bebas.apabila dia mencari kebahagiaan di luar dr yg sudah di tetapkan ALLOH maka dia tidak akan menemukan kebahagiaan itu,misalnya di di dlm sangkar yg terbuat dr emas minumnya susu makannya roti tetap tidak akan bahagia

3.cacing ALLOH letakkan kebahagiaan cacing ada dalam lumpur , apabila cacing coba2 cari kebahagiaan keluar dr lumpur maka dia akan binasa misalnya di patok ayam atau di sengat matahari


Sesungguhnya kebahagiaan kesuksesan dan kejayaan seluruh makluk ada dalam genggaman ALLOH SWT. baik yang nampak maupun yang tak nampak,ada dlm kekuasaan ALLOH,seluruh makluk bergantung kpd NYA , semua membutuhkan ALLOH sedangkan ALLOH tidak membutuhkan makluk , demikian juga semuanya sudah di tentukan tempat kejayaannya masing masing contoh :

1. ikan ALLOH letakkan kebahagiaan dan kejayaanya ikan ada dalam air,selama ikan masih ada dalam air maka dia akan bahagia sebaliknya apabika ikan coba2 mencari kebahagiaan di luar dr apa2 yg sudah di tentukan ALLOH maka dia akan binasa selamanya

2.burung ALLOH letakkan kebahagiaan burung ada dlm alam yg bebas.apabila dia mencari kebahagiaan di luar dr yg sudah di tetapkan ALLOH maka dia tidak akan menemukan kebahagiaan itu,misalnya di di dlm sangkar yg terbuat dr emas minumnya susu makannya roti tetap tidak akan bahagia

3.cacing ALLOH letakkan kebahagiaan cacing ada dalam lumpur , apabila cacing coba2 cari kebahagiaan keluar dr lumpur maka dia akan binasa misalnya di patok ayam atau di sengat matahari

Dan untuk kebahagiaaan manusia ALLOH sudah menetapkan ada dlm amal agama dengan sempurna sesuai dengan perintah ALLOH dan contoh dr baginda ROSULULLOH SAW. apabila manusia coba2 mencari kebahagiaan di luar dr apa yg sudah di tetapkan ALLOH maka dia akan binasa untuk selama lamanya sebagai contoh :

1. firaun dia adalah manusia yang mencoba mencari kebahagiaan dlm kekuasaan pangkat dan jabatan , sesuai dg kisahnya yang telah di ceritakan dlm al qur'an,dia tidak mendapatkan kebahagiaan tsb malah kehidupan di laknat oleh ALLOH baik dunia maupun akherat umtuk selama2nya dan dia akan menempati neraka untuk selama2nya na'uzubillah

2.korun dia manusia yang telah meyakini kalau kebahagiaan ada dalam harta yg melimpah, dia gunakan seluruh umur,waktu,kesehatan,kecerdasan hanya untuk mengejar dunia hingga sepertiga dunia pernah di kuasai olehnya tapi karena dia tidak ada agama maka dia sengsara bukan hanya di dunia tapi di akherat juga yang selama2nya

Dan masih banyak lagi kisah orang2 di dlm alquran yang menceritakan bahwa apabila manusia mencari kebahagiaan di luar agama maka di akan sengsara bukan hanya sementara tapi juga selama2nya nanti di akherat. oleh karena itu marilah kita renungkan sejauh mana agama ada dalam diri kita.masih banyak manakah waktu yang kita gunakan ? untuk urusan dunia atau agama

Selengkapnya...

Saturday, June 26, 2010

Menangis Pelajaran Penting Dalam Islam

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda,” Ada tujuh golongan manusia yang akan dilindungi oleh Allah di bawah rahmat-Nya pada hari di mana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah, yaitu :

1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang menggunakan masa mudanya untuk beribadah kepada Allah
3. Laki-laki yang hatinya selalu terpaut kepada masjid
4. Dua orang laki-laki yang salinh mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah karena Allah
5. Laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan dan jelita, ia berkata,;Aku takut kepada Allah
6. Lelaki yang memberi sedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak Mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya
7. Lelaki yang mengingat Allah dalam keadaan bersunyi diri sehingga berlinangan air matanya(Hr. Bukhari dan Muslim)


Entah mengapa saya teringat kembali dengan perkataan salah satu penanggung jawab pelajar di Bandung beliau adalah Dosen di ITB namanya pak Iqbal. Nasehat ini beliau berikan ketika selesai pembacaan hayatus sahabat di malam Markaze Bandung yang sudah lama berlalu.
Beliau katakan bahwa Menangis merupakan salah satu pelajaran terpenting dalam islam, maka bagi diri kita semua luangkan waktu untuk menangis, kalau belum bisa belajar mulai dari sekarang, kalau belum bisa juga maka pura-puralah menangis.

Itulah nasehat yang ringkas namun sangat berkesan dalam hati saya, tetapi karena kesibukan dunia saya sering kali melupakannya. Ya benar karena kebodohan dan kerasnya hati saya sehingga saat ini untuk menangis saja susah. Padahal para nabi dan rasul dengan sahabat-sahabat mereka terdahulu merupakan manusia yang selalu menjadikan tangisan sebagai perhiasan dalam sholat-sholat mereka, do’a-do’a mereka dan dzikir-dzikir mereka.

Kalau perkara menangis sendiri banyak sekali faktor yang menyebabkannya. Ada yang kena PHK terus menangis , ada yang kena gusur terus menangis, ada yang hilang jabatan terus menangis, ada yang hilang harta terus menangis, ada yang tertipu terus menangis, ada yang terluka terus menangis, ada yang kehilangan nyawa terus menangis, ada juga yang terharu terus menangis , ada juga yang dapat harta benda terus menangis, dan lain sebagai. Singkatnya banyak hal yang menyebabkan seorang manusia bisa menangis apakah dia orang muslim atau orang kafir.

Namun diriwayatkan dalam sebuah hadits,”Barang siapa menangis karena takut kepada Allah, dia tidak akan masuk neraka jahannam sebagaimana air susu tidak mungkin masuk kembali ke dalam puting susunya.”
Dalam hadits yang lain disebutkan,”Barang siapa menangis karena takut kepada Allah sehingga berlinangan air matanya dan air matanya membasahi tanah maka dia tidak akan diadzab pada hari kiamat.”

Sebuah mahfum hadits mengatakan bahwa api neraka jahannam diharaman kepada dua jenis mata :
1. Mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan
2.Mata yang berjaga pada malam hari untuk memelihara islam dan umatnya dari serangan orang-orang kafir.

Hadits lain juga menyebutkan bahwa api neraka jahannam diharamkan kepada mata yang pernah menangis karena takut kepada Allah, kepada mata yang berjaga pada malam hari di jalan Allah, mata yang tidak memandang sesuatu yang haram, dan kepada mata yang gugur di jalan Allah.

Maka bagi seorang muslim hendaknya sering menangis karena takut kepada Allah. Dibalik tangisan karena takut kepada Allah tersimpan berjuta hasanah kebaikan yang Allah sediakan kepada orang yang mengamalkannya. Allah SWT akan berikan rahmat-Nya, hati akan menjadi lembut dan muncul kasih sayang kepada umat. Sebaliknya orang yang tidak pernah menangis karena takut kepada Allah dihawatirkan hatinya keras dan Allah menjauhkan rahmat-Nya darinya. Dari Jarir r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barang siapa tidak diberi sifat lembut, berarti ia tidak diberi kebaikan.”(Hr. Muslim). Sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar yang terkenal dengan “galak atau keras” dalam sholatnya pun sering sekali menangis bahkan ketika menjadi imam sholat pun menangis sehingga terdengar hingga ke belakang makmumnya, hal ini tentu saja karena rasa takut kepada Allah.

Begitu banyak kisah para nabi dan wali Allah apabila diceritakan tentang bagaimana mereka selalu menangis dalam kehidupan mereka hal ini seolah-olah tak bisa dipisahkan syarat untuk menjadi wali Allah adalah mudah dan sering menangis karena takut kepada Allah.
Dan tak bisa dipungkiri bagaimana kekasih Allah SWT, yaitu Rasulullah Muhammad SAW melewati malamnya dengan tangisan-tangisan sehingga dalam dada beliau seperti terdengar suara air yang bergolak karena mendidih. Bukan hanya takut kepada Allah, tetapi sekaligus mensyukuri nikmat yang Allah berikan, membaca dan merenungi atau memikirkan ayat-ayat Allah dan yang tak kalah penting adalah merisaukan umatnya.
Sebagaimana diterangkan oleh ayat Alqur’an ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin ” (Q.S At-Taubah: 128). Bahkan ketika orang yahudi meninggal tanpa kalimat iman, Rasulullah pun meneteskan air matanya membayangkan bagaimana nanti orang yahudi tersebut akan disiksa di neraka Jahannam yang selama-lamanya.
Begitu juga ketika beliau berda’wah ke tha’if dengan jalan kaki dengan penuh harapan dan semangat bahwa penduduk tha’if akan menerima islam, namun sesampai di tha’if Rasulullah SAW menerima perlakuan yang sangat kasar dan kejam, tidak hanya ditolak ajakan beliau sekaligus diejek, dihina dan diusir, tapi juga dilempari batu-batuan sehingga menyebabkan darah keluar dari tubuh beliau yang mulia, hingga menetes deras ke sandal beliau. Namun beliau berdo’a kepada Allah takut-takut Allah murka dengan keadaan beliau, tetapi Allah Maha Mengetahui maka Allah kirim malakat jibril beserta dua malaikat penjaga gunung yang diperintahkan oleh Allah untuk menaati perintah Rasulullah.
Bahkan malaikat itu pun menawarkan kalau mau gunung di sekitar tha’if akan dihimpitkan diantara mereka atau tanah mereka diangkat dan dibalikkan ke muka bumi. Namun Rasulullah yang berhati lembut dan kasih sayang yang paham dengan perkara akhirat tentang surga dan neraka hanya berdo’a apabila mereka tidak mau memeluk islam semoga keturunan mereka mau memeluk islam.

Alim ulama telah jelaskan kenapa diri kita susah menangis diantaranya adalah tertutupnya hati kita dari hidayah Allah SWT dengan kesalahan kita sendiri. Banyak dari kita tidak bisa menjaga pandangan mata kita, banyak pula yang mencaci maki saudara, mengghibahnya bahkan memfitnahnya, makanan yang masuk ke dalam perut pun tidak tahu apakah ini benar-benar dari sumber yang halal.
Kesombongan dari diri kita sendiri yang merasa sudah suci dan alim, bahkan mengatakan mereka yang banyak menangis kan memang banyak dosanya (na’udzu billah). Sehingga terlalu banyak noda hitam dalam hati kita yang sudah berkarat sehingga susah dibersihkan yang menyebabkan hati kita menjadi sekeras baja. Maka bagaimana kita hindarkan perbuatan kita dari yang demikian mari kita jaga pandangan kita, jaga lidah kita, jaga perut kita dan pikir kita, walaupun kita memang tak pernah berbuat dosa dan maksiat tetapi kita harus merasa banyak kekurangan dan dosa dalam diri kita sehingga Allah berikan sifat kelembutan dalam diri kita.

Salah satu cara yang paling berkesan agar kita menangis adalah bagaimana meniru perjuangan Rasulullah SAW, yaitu mengajak manusia ke jalan Allah dengan harta diri dan waktu kita dengan sungguh-sungguh, hingga hati ini merasa remuk ketika jumpa dengan manusia, dicaci, dihina, difitnah , dicurigai dan ditentang, sehingga malam hari kita adukan kepada Allah SWT dengan tetesan air mata dan do’a kita supaya Allah turunkan hidayah kepada orang yang menghina, mencaci, memfitnah, mencurigai dan menentang.

Ada cerita yang menarik dari seorang yang telah lama dalam usaha da’wah di Bandung yaitu abah Oto , ketika itu beliau sedang belajar da’wah selama 4 Bulan ke India , Pakistan dan Bangladesh. Ketika di Bangladesh beliau jumpa seorang penjual bumbu keliling (kalau di indonesia seperti bapak tukang sayur keliling) sedang niat untuk pergi keluar di jalan Allah ke negeri jauh maka penjual bumbu itu serahkan paspornya.
Abah Oto pun terkesan dengan keadaannya yang sederhana dengan mata pencaharian yang tidak seberapa, bapak ini niat untuk negeri jauh yang membutuhkan biaya yang banyak. Abah Oto menjadi kaget dan seolah tak percaya ketika dibuka paspornya ternyata sudah 40 negara dia kunjungi untuk keluar di jalan Allah. Abah Oto ini tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana mungkin seorang yang hanya tukang jual bumbu bisa seperti ini.
Abah Oto dengan rasa tak percaya menanyakan apa sebenarnya pekerjaannya, tukang bumbu itu pun jawab ya ini pekerjaan saya jualan bumbu. Abah Oto masih belum percaya dan terus menerus menanyakan pekerjaannya, tetapi tukang bumbu masih menjawab dengan jawaban yang sama. Akhirnya karena mungkin agak kesal dengan Abah Oto yang terus menanyakan pekerjaannya maka tukang bumbu itu pun berkata ,” wahai bapak memang saya ini tukang bumbu, tapi Allah bukan tukang bumbu, cukup bangun jam 2 pagi, 2 rakaat shalat dan tetes air mata dari 2 mata.” Dengan jawaban itu Abah Oto mendapatkan pelajaran yang sangat berharga sekali. Benar tidak ?

Maka kita niatkan lagi dan lagi belajar menangis dihadapan Allah SWT supaya Allah pilih diri kita dalam usaha da’wah Rasulullah dan Allah kirim kita, hantar kita ke seluruh alam dengan cara buat pengorbanan sebesar-besarnya hingga kita habis untuk agama Allah minimal luangkan waktu 4 bulan di jalan Allah. Insya Allah.
Selengkapnya...