Sebagai muslim kita bersaudara. maka marilah kita perkuat ukhuwah islamiyah tanpa melihat golongan apapun kita dari suku manakah kita, tapi bersatulah karena Allah SWT.

Monday, December 29, 2008

"SELAMAT TAHUN BARU"

Setiap hari yang kita jalani tak terlepas dari perbuatan baik ataupun buruk. Setiap waktu kita menjalaninya, menambah amal, menambah dosa jika kita bermaksiat, menyenangkan orang lain atau menyakiti orang lain. Tak terasa tahun demi tahun berlalu, tapi terkadang kita tak dapat mengukur dengan akurat dan jelas apakah kita mengalami perbaikan diri atau penurunan.Tanpa ada data yang dapat dilihat dan diukur, kita hanya bisa menerka, insya Allah saya lebih baik dari tahun kemarin atau saya mengalami penurunan ibadah dari tahun kemarin.Alangkah baiknya jika kita memiliki semacam lembar evaluasi diri yang dibuat seperti buku harian, tapi bukan hanya menceritakan hal-hal yang membahagiakan dan menyedihkan saja, kita bisa mengisi buku harian itu dengan rentetan peristiwa yang telah kita lalui pada hari itu terutama yang berhubungan dengan orang lain.

SELAMAT TAHUN BARU 1430 HIJRIYAH
&
SELAMAT TAHUN BARU 2009

Untuk itulah kita sangat memerlukan lembar evaluasi diri ini, agar kita selalu bisa mengontrol gerak-gerik kita, mencatatnya dan yang paling penting menjadi bahan perenungan dan muhasabah. Entah berapa lembar halaman atau berapa banyak buku yang bisa menampung semua itu karena kita pun tak pernah tau sampai kapan penulisan akan catatan amal/dosa kita akan berakhir. Saat tak ada kesempatan berbuat baik dan jahat, saat roh sudah terpisah dengan jasad.

Semoga di tahun yang baru ini kita diberikan kemudahan dan keistiqomahan
dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita.


Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal




Selengkapnya...

Friday, December 26, 2008

Pemuda-jalanan-meninggal-dalam-sujud

Seperti biasa, usai shalat maghrib beberapa pemuda berkumpul di dalam mesjid. Mereka membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah Swt., tentang tujuan hidup, tentang bekal mati dan tentang perjuangan untuk tegaknya agama Allah Swt. di muka bumi ini. Bagi mereka rutinitas ini adalah seperti makanan yang dibutuhkan seorang musafir ketika melintasi padang sahara yang luas. Atau ibarat obat bagi orang yang sedang sakit atau ibarat suplemen tambahan untuk menjaga stamina tubuh. Mereka terlihat masih muda dengan semangat membara yang masih mengisi ruang jiwa mereka. Namun wajah mereka mengesankan bahwa mereka sedang memikirkan suatu perkara yang berat, ya..., mereka sedang memikirkan bagaimana hidayah Islam ini sampai ke seantero dunia, sehingga tidak ada satupun manusia yang meninggalkan dunia ini kecuali ia dalam keadaan beriman.

Mereka adalah pemuda yang tangguh, sabar dan kuat keyakinan pada Allah Swt.. Akhlak mereka patut dipuji, kata-kata mereka selalu menyentuh hati dan sikap mereka mencontoh akhlaknya Nabi. Setelah lebih kurang seperempat jam, mereka mulai menentukan beberapa orang untuk keluar berkunjung kerumah-rumah kaum muslimin.

Salah seorang dari mereka berkata, "Di persimpangan jalan ke arah halte, ada seorang pemuda yang suka mengganggu dan menertawakan kita setiap kali kita lewat ditempat itu. Ini sudah terjadi 2 kali. Setiap kali lewat, kita tidak menghiraukan sikap dan kata-katanya. Bagaimana kalau kesempatan kali ini, kita coba dekati ia, kita bicara padanya dengan baik-baik, lembut dan sopan dan sedapat mungkin kita ajak ia ke Mesjid." "Usulan yang bagus," salah seorang dari mereka menanggapi.

"Kita mohon pada Allah Swt. agar membuka hati pemuda tersebut untuk mau mendengarkan kata-kata kita," ia melanjutkan. "Baiklah, sebelum keluar mari kita berdo`a pada Allah Swt. dengan penuh tadharru` dan berharap, moga Allah Swt. menjadikan setiap langkah kita kebaikan dan sebab diberinya orang lain hidayah," semuanyapun mengamini. Mereka keluar dari mesjid dan lidah mereka tak henti menyebut asma Allah Swt.. Hati mereka penuh dengan harapan agar Allah Swt. membukakan hati pemuda tersebut untuk mau mendengarkan kata-kata mereka kali ini. Dan seperti biasa, pemuda jalanan itu lagi nongkrong ditempat tersebut.

Sebelum salah seorang dari mereka yang keluar mulai menegur, pemuda jalanan itu sudah mulai menertawakan dan mencemooh. Ia berani karena bersamanya pemuda-pemuda yang lain. Salah seorang dari mereka yang keluar dari mesjid, mulai mendekati si pemuda, ia duduk disampingnya dan yang lain sibuk dengan do`a didalam hati dan lidah mereka tak hentinya melantunkan zikir pada Allah Swt., beristighfar dan bershalawat pada Rasulullah Saw.

Akhirnya si pemuda bersedia diajak ke mesjid walau pada awalnya ia agak keberatan. Tapi karena Allah Swt. jualah dan juga kepiawaian berbicara salah seorang dari mereka yang keluar dari mesjid, hati pemuda itupun tersentuh juga. Dalam perjalanan ke mesjid si pemuda meminta ma`af atas sikapnya selama ini. Ia menyesal dengan tindakannya yang tidak baik tersebut.

Sesampai di mesjid, si pemuda disuruh untuk berwudhuk dahulu, tapi ia masih berdiri dan tidak beranjak menuju ke tempat wudhuk. Ia berkata, "Saya sudah lupa cara berwudhuk, tolong ajarkan saya caranya." Kemudian salah seorang dari mereka mengajarkan pemuda tadi berwudhuk.
Usai berwudhuk ia disuruh shalat, tapi ia kembali berkata, "Ma`af saya sudah lama tidak shalat, sehingga saya sekarang tidak tahu bagaimana gerakannya dan apa saja bacaannya." Kemudian salah seorang dari mereka memimpin shalat untuk mengajarkan tata cara dan bacaan shalat.

Pada saat sujud terakhir, si pemuda belum bangun dari sujudnya, dugaan yang mengajarkan shalat bahwa ia sedang berdo`a panjang menyesali perbuatan dan dosanya selama ini. Setelah mengucapkan salam, si pemuda belum juga bangun, dan ketika digerak-gerikkan badannya, ternyata ia telah meninggal dunia. * * * Apa ibrah yang bisa kita ambil dari kisah diatas? Betapa kematian datang dengan tiba-tiba. Tanpa ada satupun yang bisa menduga dan mengetahuinya.

Dan betapa dakwah itu dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka. Dan kalaulah pemuda–pemuda soleh tadi tidak mendatangi si pemuda jalanan dan pemuda jalanan itu dalam ketentuan taqdirnya meninggal pada saat itu, tentu meninggalnya dalam keadaan yang tidak diridhai Allah Swt.. Namun, Allah Swt. telah menjadikan mereka sebab si pemuda jalanan meninggal dalam keadaan sedang bersujud. Silahkan Anda memikirkan ibrah dari kisah diatas...! Semoga bermanfaat.

Wassalam Kisah seorang teman dari Mesir Arif Salman




Selengkapnya...

Tuesday, December 2, 2008

Derita Sakaratul Maut Karena Mengutamakan Isteri Lebih Dari Ibunya

Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqomah, ia sangat rajin beribadat. Suatu hari ia tiba-tiba jatuh sakit yang sangat kuat, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan mengatakan suaminya sakit kuat dan dalam sakaratul maut. Ketika berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal r.a, Ali r.a, Salamam r.a dan Ammar r.a supaya pergi melihat keadaan Alqomah. Ketika mereka sampai ke rumah Alqomah, mereka terus mendapatkan Alqomah sambil membantunya membacakan kalimah La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqomah tidak dapat menyebutnya.
Ketika para sahabat mendapati bahwa Alqomah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal r.a supaya memberitahu Rasulullah tentang keadaan Alqomah. Ketika Bilal sampai dirumah Rasulullah, maka bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqomah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal; "Wahai Bilal apakah ayah Alqomah masih hidup?" jawab Bilal r.a, " Tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya". Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal; "Pergilah kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia dapat berjalan, suruh dia datang berjumpaku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya".Maka ketika Bilal sampai kerumah ibu Alqomah, lalu ia berkata seperti yang Rasulullah kata kepadanya, maka berkata ibu Alqomah; " Aku lebih patut pergi berjumpa Rasulullah". Lalu ibu Alqomah mengangkat tongkat dan terus berjalan menuju ke rumah Rasulullah.
Maka bertanya Nabi s.a.w. kepada ibu Alqomah; "Terangkan kepada ku perkara yang sebenar tentang Alqomah, jika kamu berdusta nescaya akan turun wahyu kepadaku". Berkata Nabi lagi; "Bagaimana keadaan Alqomah?", jawab ibunya; "Ia sangat rajin beribadat, ia sembahyang, berpuasa dan sangat suka bersedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui banyaknya". Bertanya Rasulullah; "Bagaimana hubungan kamu dengan dia?", jawab ibunya; " Aku murka kepadanya", lalu Rasulullah bertanya; "Mengapa", jawab ibunya; "Kerana ia mengutamakan istrinya dari aku, dan menurut kata-kata isterinya sehingga ia menentangku".Maka berkata Rasulullah; "Murka kamu itulah yang telah mengunci lidahnya dari mengucap La iilaa ha illallah", kemudian Nabi s.a.w menyuruh Bilal mencari kayu api untuk membakar Alqomah.
Ketika ibu Alqomah mendengar perintah Rasulullah lalu ia bertanya; "Wahai Rasulullah, kamu hendak membakar putera ku didepan mataku?, bagaimana hatiku dapat menerimanya". Kemudian berkata Nabi s.a.w; "Wahai ibu Alqomah, siksa Allah itu lebih berat dan kekal, oleh itu jika kamu mahu Allah mengampunkan dosa anakmu itu, maka hendaklah kamu mengampuninya", demi Allah yang jiwaku ditangannya, tidak akan guna sembahyangnya, sedekahnya, selagi kamu murka kepadanya". Maka berkata ibu Alqomah sambil mengangkat kedua tangannya; "Ya Rasulullah, aku persaksikan kepada Allah dilangit dan kau Ya Rasulullah dan mereka-mereka yang hadir disini bahawa aku redha pada anakku Alqomah".Maka Rasulullah mengarahkan Bilal pergi melihat Alqomah sambil berkata; "Pergilah kamu wahai Bilal, lihat sama ada Alqomah dapat mengucapkan La iilaa ha illallah atau tidak". Berkata Rasulullah lagi kepada Bilal ; "Aku khuatir kalau kalau ibu Alqomah mengucapkan itu semata-mata kerana pada aku dan bukan dari hatinya". Maka ketika Bilal sampai di rumah Alqomah tiba-tiba terdengar suara Alqomah menyebut; "La iilaa ha illallah". Lalu Bilal masuk sambil berkata; "Wahai semua orang yang berada disini, ketahuilah sesungguhnya murka ibunya telah menghalangi Alqomah dari dapat mengucapkan kalimah La iila ha illallah, kerana redha ibunyalah maka Alqomah dapat menyebut kalimah syahadat". Maka matilah Alqomah pada waktu setelah dia mengucap.
Maka Rasulullah s.a.w pun sampai di rumah Alqomah sambil berkata; "Segeralah mandi dan kafankan", lalu disembahyangkan oleh Nabi s.a.w. dan sesudah dikuburkan maka berkata Nabi s.a.w. sambil berdiri dekat kubur; "Hai sahabat Muhajirin dan Anshar, barang siapa yang mengutamakan isterinya daripada ibunya maka ia adalah orang yang dilaknat oleh Allah s.w.t, dan tidak diterimanya daripadanya ibadat fardhu dan sunatnya.



Selengkapnya...

Monday, November 10, 2008

Apa Pikir Kita Sebagai Muslim?

Kita yang terjun dalam usaha da’wah selalu diajak untuk pikir dan pikir, artinya kita diajak untuk menghindari kerja da’wah yang dilakukan dengan adat kebiasaan saja. Pikir merupakan salah satu anugrah dari Allah swt yang sangat penting bagi setiap insan untuk melakukan perubahan, termasuk juga dengan kita kaum muslimin. Generasi salafush sholeh para Shahabat RA telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita tentang perkara pikir ini dengan baik. Begitupun dengan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, kita kaum muslimin yang berada di jaman yang sangat lemah posisinya sepantasnya dalam diri kita kaum muslimin mempunyai pikir-pikir utama, sehingga pikir ini menjadi landasan kepada kita untuk mencapai apa yang menjadi keinginan kita di masa depan. Pikir sebagai anugrah Allah swt ini tidak hanya untuk urusan dunia semata, tetapi juga juga pikir untuk urusan agama kita sendiri. Islam tidak menghalangi pikir kita untuk perkara urusan dunia, tetapi juga Islam juga tidak mengajari pikir hanya untuk urusan dunia semata.

Seandainya Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, hanya mempunyai pikir untuk dirinya sendiri, maka beliau tidak mau kembali ketika beliau dialog dengan Allah swt langsung saat Isro Mi’raj. Begitupun juga, seandainya para Shahabat RA hanya mempunyai pikir untuk dirinya sendiri, maka beliau-beliau ini tidak akan bersusah payah untuk menyebarkan Islam dan meninggalkan kampung halamannya. Kisah Musyaib Bin Umair RA, seorang pemuda tampan dan terpandang, berani meninggalkan kehidupannya untuk menyampaikan da’wah di Yastrib (belum jadi Madinah Munawarah saat itu), padahal beliau tidak mempunyai sanak saudara di kota tersebut.

Marilah kita belajar dari pikir ini, dan kita gunakan pikir untuk kebaikan kaum muslimin di berbagai lapisan masyarakat, berbagai lapangan kehidupan; kita tidak membedakan apakah itu tua atau muda, apakah itu ustadz atau pelajar, apakah itu pedagang atau dokter, apakah itu insinyur atau guru, apakah itu kaya atau miskin; semuanya perlu kembangkan pikir untuk keselamatan dunia dan akherat kita.
Insya Allah, kami akan berbagi dengan pikir-pikir ini lebih lengkap berlandaskan pada sumber-sumber Al-quran dan As-Sunnah, yang sebenarnya banyak mengajarkan terhadap pikir-pikir ini.

Pikir Diri dan Keluarga
Pikir diri dan keluarga merupakan pikir yang sangat mendasar bagi kita semua kaum muslimin, sehingga selalu berusaha keras untuk dapat mengikuti perintah Allah swt dan juga sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupannya, begitupun juga berusaha menjauhi apa-apa yang dilarangnya oleh Allah swt dan juga Rasulullah SAW. Taqwa merupakan bukti kita sendiri sebagai muslim yang mengikuti perintah Allah swt dan menjauhi larangan-laranganNya. Pikir atas diri dan keluarga yang seharusnya kita jaga dengan baik.


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim: 6)

Bagaimana Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, mengajarkan kepada kita ummat Islam untuk selalu beristighfar, dan juga sholat malam. Hal ini agar kita selalu memperhatikan terhadap diri kita sendiri, bahwa kita ini tidak lepas dari kesalahan tetapi kita perlu kembali lagi kepada alur-alur Islam itu. Bagaimana Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, mengajari kita untuk menyuruh anak-anak kita sholat di waktu masih kecil, begitupun juga menyuruh keluarga kita untuk menjaga sholat.

Hal ini sebagai bentuk agar pikir diri dan keluarga melekat pada kita sendiri. Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, mengajari para Shahabat RA dan juga kita sendiri untuk lebih bersungguh-sungguh dengan diri kita sendiri seperti dalam pelajaran do’a beliau di bawah ini.
“Ya, Allah, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kebakhilan dan berusia lanjut yang tidak kuat. Dan aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka dan fitnah ketika hidup dan mati” (HR - Bukhari-Muslim)

Do’a di atas sangat mengajarkan kepada kita terhadap perkara-perkara yang dapat menjadikan kita lalai terhadap diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita perlu sungguh-sungguh dengan perkara-perkara di atas agar tidak melekat dalam diri kita dan juga keluarga kita.

Dan kisah Umar Bin Abdul Aziz RA ketika masih kecil, menangis di waktu malam setelah sholat, ditanya oleh ibunya kenapa menangis, dijawabnya siapa yang dapat menjaga keselamatan saya di waktu persidangan akherat. Allah swt menjelaskan dengan tegas untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari Api Neraka. Dan juga kita diajarkan untuk selalu berdo’a agar dijadikan sebagai keluarga yang tetap istiqomah dengan amalan sholat. Harapan dan cemas telah menjadi pendorong kepada generasi itu selalu memikirkan diri dan keluarga, sejauh mana ketaatanya kepada Allah swt dalam kehidupannya dan mengikuti perintah Rasulullah SAW.


Pikir Silaturahmi
Pikir silaturahmi menjadi landasan untuk menjaga kebersamaan antara kaum muslimin. Generasi para Shahabat RA paham betul bahwa ketidakharmonisan akan membawa bencana yang berkepanjangan. Rasulullah menampakan kemarahannya ketika mengetahui terjadi perdebatan dua orang dalam satu ayat, dan beliau menjelaskan bahwa hal ini yang menjadikan ummat dahulu mengalami kehancuran.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Rasulullah SAW sangat mengingatkan untuk menghormati yang tua dan ulama jika memang benar-benar beriman kepada Allah swt dan akherat.

“Dari ‘Ubadah bin Shamit RA meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersadba: “Bukan dari golongan ummatku orang tidak menghormati orang yang telah tua, tidak menyayangi anak muda, dan tidak mengetahui haknya orang ‘alim kami (tidak memuliakan ulama)” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam al-kabiir, dan isnadnya hasan - Majma’uz Zawaa’id I/338) [1]

Dan juga untuk menjaga silaturahmi ini, Rasulullah SAW memberikan contoh-contoh untuk selalu memuliakan saudaranya sendiri. Bagaimana Rasulullah SAW memberikan contoh berkhidmat kepada seorang muslim yang berkeinginan mendapatkan pekerjaan, seperti berusaha dengan kayu bakar. Generasi tersebut akan selalu menjaga ucapan agar tidak menghancurkan kebersamaan, bahkan kesalahan orang lain yang telah dibuatnya tidak diingat kembali.

Generasi Shahabat RA Aus dan Khazraj hampir terjadi pertumpahan darah yang sangat luar biasa, hal ini dikarenakan hembusan dari pihak ketiga dan juga satu sama lain melupakan tanggung jawabnya untuk saling mengingatkan dan menjaga kebersamaan. Oleh karena itu, Allah swt menjelaskan dengan baik sekali dengan kejadian ini dalam QS 3:100-105, dan kita dapat pelajarinya dengan baik tentang hal ini melalui kitab-kitab tafsir besar, seperti Ibnu katsir. Dan ini seharusnya menjadi perhatian serius dalam diri kita, karena saat ini kebersamaan kaum muslimin sangat lemah.

Pikir Da’wah
Pikir Da’wah sudah menjadi pikiran generasi Shahabat RA tersebut, yang baru masuk Islam, yang sudah paham, atau pemuda. Semuanya aktif dalam kerja da’wah. Dan da’wah tidak dibatasi hanya berdasarkan pada ucapan saja, tetapi kadangkala dengan perbuatan. Allah swt menegaskannya dengan tegas kerja ini, agar Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, menjelaskan juga hal ini kepada ummatnya.


“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Yusuf (12): 108)

Kisahnya masuk Islam seorang Yahudi di depan Rasulullah SAW, dikarenakan kerendahan hati Rasulullah SAW ketika orang yahudi ini meminta bayaran hutang. Rasulullah SAW sangat bersedih hati jika banyak masyarakat menolak da’wahnya, bagaimana kesedihan Rasulullah SAW ketika berda’wah ke thoif. Meskipun disepelekan, tetapi Rasulullah SAW berharap di masa depan ada yang beriman kepada Allah swt. Kita dapat perhatikan dari ucapan atau do’a Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, ketika di thaif.

Bagaimana pikir Abu Bakar RA untuk mengajak kembali teman-temannya yang lain untuk masuk Islam, setelah masuk Islam, langsung besoknya melakukan da’wah mengajak yang masuk Islam. Bagaiman dengan Abu Dzar RA, sungguh-sungguh da’wah di lingkungan kaumnya. Bagaimana dengan seorang pemuda tampan, Musaib bin Umair berda’wah di Madinah. Kerisauan terhadap keselamatan masyarakat dan keluarga itu, generasi salaf sungguh-sungguh berda’wah. Mereka menyebarkan Islam ke seantero negeri untuk menyampaikan Risalah da’wah ini.

Pikir Rahmatan Lil ‘Alamin
Pikir kita bagaimana menjadikan Islam sebagai rahmat di seluruh alam. Pikir yang mana kita selalu berpikir agar Allah swt memberikan hidayah dan taufiqNya ke seluruh alam. Allah swt menjelaskan peran Rasulullah SAW sebagai rahmatan lil ‘alamiin.

Pikir yang menyeluruh telah dijadikan sandaran oleh generasi para Shahabat RA. Dan Rasulullah SAW selalu memberikan dorongan untuk itu. Sehingga kaum muslimin saat itu berlomba-lomba untuk menyebarkan Islam ke negara-negara yang lebih jauh. Mereka berani berkorban segala-galanya. Sehingga tidak heran jika Islam tumbuh di daerah Parsi. Atau juga Islam telah masuk ke daerah Eropa.

Dengan kerisauan dan pikir yang mendalam itu generasi para Shahabat RA telah banyak berkorban untuk menyerbarkan Islam di seluruh Alam. Dan sampai sekarang banyak peninggalan yang sangat bersejarah, dan salah satu bukti yang sangat kongrit adalah Islam telah sampai di Indonesia. Pikir yang dalam telah merubah mereka menjadi kaum yang terbaik dalam perjalanan sejarah, dan mereka telah memberikan catatan-catatan sejarah yang sangat berharga bagi peradaban manusia. Imam Bukhari Rah sebagai ahli hadits bukan berasal tataran Arab, hal ini menjadi bukti yang sangat jelas bahwa Islam telah masuk ke tataran di sekitar kel
Itulah pikir yang mesti dikembangkan ke dalam diri kita. Dan generasi para Shahabat RA telah mempunyai pikir yang sangat dalam terhadap pikir-pikir di atas, sehingga kita perlu banyak belajar bagaimana meningkatkan pikir-pikir sebagaimana generasi itu. Pikir-pikir ini akan memberikan dorongan kepada kita untuk lebih berkeja dan berusaha dalam amal agama.


Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal


Selengkapnya...

Tuesday, October 28, 2008

Kenalilah dan Ikutilah Rasulullah SAW

Kita sebagai kaum muslimin mempunyai kewajiban dengan ajaran Islam yang dipegangnya, salah satunya adalah mengenal dan mengikuti Rasulullah SAW dalam kehidupan kaum muslimin. Kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengikuti pengajaran-pengajaran Islam, kecuali kita sendiri mengetahui dan mengikuti Rasulullah SAW. Beliau ini sebagai utusan Allah swt untuk mengajarkan Al-Islam kepada seluruh manusia, dan beliau juga sebagai Nabi terakhir di muka bumi ini.
Untuk dapat mengajarkan Al-Islam kepada manusia, beliau banyak memberikan pengorbanan yang tidak sedikit, harta, pikiran dan juga bahkan jiwa beliau bisa teracam. Beliau perlu mengunjungi rumah-rumah yang ada di sekitar beliau, Beliau juga perlu mengunjungi orang-orang yang sedang berkumpul, bahkan Beliau perlu meninggalkan rumah beliau untuk mengunjungi daerah yang cukup jauh. Kisah beliau ketika pergi ke Thaif menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita, kaum muslimin. Kadangkala beliau menerima olokan, tekanan, teror, bahkan lemparan kotoran unta dan sebutan sebagai orang gila, tetapi beliau terus melakukan pengajaran kepada manusia.
Sarana dan prasarana yang sangat minim tidak menjadi halangan bagi Beliau untuk terus melakukan pengajaran dan juga ajakan kepada Al-Islam. Di jaman itu tidak ada sarana komunikasi seperti sekarang ini, apakah itu radio, apakah itu internet, apakah itu TV. Tetapi beliau tidak pernah menyerah untuk selalu berkunjung dan mengajak manusia agar beriman dan beribadah kepada Allah swt. Dan beliau tidak segan-segan untuk mendo’akan manusia untuk dapat mengikuti Al-Islam ini, meskipun di antara mereka menghina dan mencemoohkannya. Bagaimana beliau mendo’akan Ummar RA sebelum masuk Islam.
Dalam bab ini, marilah kita sama-sama untuk mengenali beberapa hal yang berhubungan Rasulullah SAW. Allah swt menjelaskan tentang beliau dan juga sangat menekankan untuk mengikutinya dalam kehidupan di dunia ini. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan Ibadah secara khusus, tetapi beliau mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan yang lainnya, seperti bagaimana menjadi pemimpin yang adil, bagaimana membina keluarga yang sholehah, bagaimana berhubungan suami dan istri, bagaimana akhlaq seorang anak, bagaimana menjadi seorang guru, bagaimana dengan hal jual-beli, juga hutang-piutang, dan yang lainnya. Sehingga Rasulullah SAW sendiri merupakan perwujudan Islam itu sendiri. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh mengajar para Shahabat RA, dan menanamkan tanggung jawab yang sama kepada generasi itu untuk mengajarkannya kepada manusia lainnya yang tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, dan hal inipun terus berlanjut sampai sekarang.
Kenalilah Rasulullah SAW
Allah swt menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, dalam ayat-ayat al-quran dengan jelas.
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Yusuf: 108)
Ayat di atas menjelaskan dengan tegas tugas Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang da’i untuk mengajak manusia kepada jalan Islam dengan penjelasan-penjelasan yang jelas. Untuk hal ini Allah swt membimbingnya langsung dengan firman-firmanNya dalam ayat Al-quran.
“Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya” (QS Al-An’aam: 92)
Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, tidak hanya untuk melakukan da’wah di daerah Mekah, tetapi juga disekitarnya. Begitulah aktifitas beliau dilakukan, sehingga untuk kerja da’wah ini beliau mencurahkan tenaga, pikiran dan hartanya agar agama ini dapat diterima oleh manusia dari waktu ke waktu. Dan peran ini juga diambil oleh para Shahabat RA, sehingga banyak kisah menjelaskan tentang hal itu. Bagaimana kisah Abu Dzar RA mengajarkan Islam ketika pulang kampungnya sendiri, sehingga kaumnya memeluk Islam. Bagaimana kisah Abu Bakar RA setelah masuk Islam, maka beliau langsung esok harinya mengajak sekitar lima orang untuk memeluk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Begitupun juga dengan Ummar RA setelah masuk Islam, beliau langsung mendatangi Abu Jahal untuk menjelaskan bahwa dia sekarang seorang muslim dan juga da’i.
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmi” (QS At-Taubah:128)
Rasulullah SAW sangat bersedih hati jika manusia tidak beriman dan taat kepada Allah swt. Allah swt menjelaskan dengan sangat jelas tentang beliau. Oleh karena itu, jika kita sering membaca kisah-kisah Rasulullah SAW, kita akan menemukan bagaimana sikap-sikap Rasulullah SAW ketika mengajak manusia untuk memeluk Islam. Rasulullah SAW ketika beliau akan meninggalkan kehidupan yang fana ini, beliau selalu mengingat ummatnya, dan ucapan-ucapan ini diulang berkali-kali. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kerisauan beliau yang sangat dalam terhadap ummatnya dan juga ummat manusia.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS Al-Anbiyaa: 107)
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS Saba’: 28)
Allah swt menjelaskan bahwa Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, bukan untuk satu generasi yaitu generasi para Shahabat RA, bukan untuk satu kaum yaitu kaum quraisy, bukan untuk satu bangsa yaitu bangsa arab atau bukan untuk satu jaman; tetapi beliau untuk seluruh generasi, seluruh kaum, seluruh bangsa dan juga seluruh jaman sampai hari kiamat nanti. Oleh karena itu, ketika haji wada Rasulullah SAW mengajarkan kepada para Shahabat RA untuk menyampaikan risalah ini kepada siapapun yang tidak hadir pada saat itu, artinya Al-Islam mesti disebarkan ke mana-mana tempat di dunia ini agar rahmat Allah swt dapat disebarkan dengan merata. Tetapi kebanyakan manusia tidak memahami hal ini, bahkan sebagian besar kaum muslimin sendiripun saat ini tidak menyadari dengan hal ini.
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci” (QS Ash-Shaff: 9)
Rasulullah SAW mempunyai peran untuk membawa petunjuk atau ajaran yang haq kepada manusia, meskipun manusia itu sendiri tidak menyukainya. Sehingga tidak heran pada saat Rasulullah SAW menyampaikan risalah ini banyak sekali ejekan, olokan, bahkan teror dan lemparan batu atau kotoran unta. Sehingga ajaran Islam ini akan menjadi tegak di muka bumi dan memimpin peradaban manusia itu sendiri. Dalam hal ini jelas sekali akan menimbulkan ketidaksukaan-ketidaksukaan dari orang-orang yang musyrik atau orang-orang yang mempunyai pandangan yang tidak bersesuaian dengan ajaran Islam itu sendiri.
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (Al-Baqarah: 151)
Setelah Rasulullah SAW mengajak manusia untuk masuk ke dalam Islam, maka peran Rasulullah SAW adalah mengajar, mendidik dan membimbingnya dengan baik. Untuk hal ini, Rasulullah SAW tidak hanya mengajar ketika di masjid saja, tetapi di mana-mana tempat yang dapat memberikan pengajaran dan pendidikan Islam. Rasulullah SAW memberikan contoh ketika membangun masjid yang pertama di Madinah, yang mana Rasulullah SAW bersama-sama dengan para shahabat membangunnya. Rasulullah SAW kadangkala mengajarkannya ketika dalam keadaan panas terik, dan para Shahabat RA berdiri, dalam hal ini Rasulullah SAW berkeinginan mengajarkan bahwa padang mahsyar sangat-sangat susah jika tidak taat kepada Allah swt. Rasulullah SAW memberikan permisalan kaum muslimin yang sering mengunjing saudaranya ketika di pasar.
Rasulullah SAWpun memberikan pengajaran ketika dalam pertempuran, misalnya dalam perang badar, dimana Rasulullah SAW berdo’a kepada Allah swt dengan sangat sungguh-sungguh dan penuh dengan derai air mata. Rasulullash SAW mengajar shahabat RA ketika dimarahi oleh orang Yahudi, misalkan kepada Ummar RA. Dan juga beliau mengajarkan bagaimana untuk mensucikan diri untuk lebih banyak berdzikir setelah pagi dan petang. Disinilah peran Rasulullah SAW mengajar, mendidik, dan membimbing, tidak hanya dalam ucapan saja tetapi dalam bentuk kehidupan keseharian, sebagai guru, sebagai suami, sebagai pemimpin, seorang orang sederhana. Sehingga Islam menjadi mudah untuk diamalkan saat itu. Padahal sarana dan prasarana pengajaran, pendidikan dan bimbingan sangat minim, berbeda dengan kita kaum muslimin saat ini, tetapi Islam dapat diwujudkan dengan mudah dan indah. Seperti apa yang dijelaskan oleh Allah swt sendiri dalam surat Ibrahim.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (QS Ibrahim: 24-25)
Masih banyak lagi Allah swt menjelaskan dan menegaskan tentang Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, dalam ayat-ayat Al-quran. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita banyak bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, bahkan jika disampaikan nama dari Nabi kita, tidak menyampaikan sholawatnya, maka kita dianggap sebagai manusia yang kikir. Dan yang lebih penting lagi adalah kita berusaha untuk mengikuti beliau dalam kehidupan kita sebagai muslim.
Ikutilah Rasulullah SAW
Kita sebagai kaum muslimin sangat ditekankan untuk mengikuti dan mencotohi Rasulullah SAW, dan hal ini juga telah dibuktikan oleh generasi para Shahabat RA sehingga kejayaan di dunia dan akherat dapat diperolehnya. Begitupun bagi kita, jika kita berkeinginan mencapai kesuksesan dunia dan akherat, yang mana sering kita menyampaikan do’anya kepada Allah swt, maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali kita sendiri berusaha mengikutinya dengan baik.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab: 21)
Bagi kita yang sangat berkeinginan dengan rahmat Allah swt dan balasannya di akherat nanti, tidak ada pilihan kecuali kita sendiri mengikuti Rasulullah SAW. Dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan bagi kita dalam segala hal, ilmunya, hikmahnya, akhlaqnya, kepemimpinannya, kesedehanaannya, kedermawanannya, kesungguhannya, pengorbanannya, ketelitiannya, kehati-hatiannya, ketaqwaannya, keikhlasannya, ibadahnya, dzikirnya, kesehariannya, dsb. Oleh karena itu kita dituntut untuk selalu mempelajari dan juga mendalami tentang sunnah-sunnah beliau.
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali Imran: 31)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka” (QS An-Nisaa’: 80)
Allat swt menjelaskan jika kita benar-benar beriman kepadaNya dan segala-gala hanya untukNya, maka kita sebagai muslim harus mengikuti Rasulullah SAW sebagai Nabi terakhir yang ditugaskan untuk mengajarkan Islam sebagai agamaNya. Begitupun sebaliknya, jika kita mentaati Rasulullah SAW maka hal itu menunjukkan bahwa kita mentaati Allah swt.
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS An-Nisaa’: 69)
Kita selalu meminta kepada Allah swt dalam sholat kita untuk tidak dimasukkan ke dalam golongan yang dimurkai dan juga yang sesat, tetapi meminta agar dimasukkan ke dalam golongan yang diberi nikmat oleh Allah swt. Ketaatan kepada Allah swt dan Rasulullah SAW akan mengarahkan kita untuk bersama-sama dengan golongan yang diberi nikmat itu adalah para Nabi, para shadiqin, para syuhada, dan juga orang-orang sholeh. Oleh karena itu tidak ada jalan lain bagi kita kecuali kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti Rasulullah SAW dalam kehidupan kita. Para ulama setelah generasi para Shahabat RA telah aktif mencatatkan tentang Rasulullah SAW ini ke dalam kitab-kitabnya, dan kitab-kitab ini telah menjadi sumber yang sangat berharga, seperti susunan Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Syafi’i, Imam Malik dsb.
Rasulullah menjelaskan dengan tegas kepentingan untuk mengikuti sunnahnya. Dan hal ini dapat ditemukan dalam kitab-kitab yang disusun ulama.
“Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW berkata: setiap ummatku masuk surga kecuali yang enggan. Ditanya: siapa orang yang enggan? Berkata Rasulullah: barangsiapa yang taat kepada ku, masuk surga, dan barangsiapa yang melanggarku, sungguh-sungguh orang yang enggan” (HR Imam Bukhari, Kitab Miskatul Mashobih Jilid 1 no. 143)
“Dari Anas bin Malik berkata bahwasanya Rasulullah SAW berkata: telah kutinggalkan dua perkara di lingkungan kamu yang mana kamu tidak akan tersesat jika kamu memegangnya, yaitu Kitabullah dan Sunnah RasulNya” (Diriwiyatkan di Al-Muwatho, Kitab Miskatul Mashobih Jilid 1 no. 186).
Masih banyak lagi penjelasan dalam al-quran dan juga kitab-kitab hadist untuk mengikuti Rasulullah SAW. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama untuk mempelajari dan juga mendalami sunnah-sunnah Rasulullah SAW dan mewujudkannya dalam kehidupan kita sebagai muslim, dan kita juga perlu mengajarkannya dan mendakwahkannya kepada kaum muslimin yang lainnya untuk lebih belajar dan mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal






Selengkapnya...

Sunday, October 19, 2008

Dukungan Pengesahan RUU Pornografi Petition

Dukungan Pengesahan RUU Pornografi Petition





Selengkapnya...

Thursday, October 16, 2008

SEPUTAR JAMAAH TABLIGH

Bismillaahirrohmaan irrohiim,
Assalaamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.


Dakwah adalah tulang punggung agama. Semua Nabi as. Di turunkan di dunia untuk berdakwah. Denga dakwahlah awal wujudnya agama. Nabi Muhammad saw sendiri telah mencontohkan perjuangannya dalam berdakwah, begitu pula para sahabat r.a.. Perjuangan dan pengorbanan beliau telah banyak di kisahkan dalam kitab-kitab. Hampir seluruh waktu, harta, bahkan diri mereka habis di gunakan untuk memperjuangkan agama. Dengan sebab perjuangan dan pengorbanan Rasulullah saw, yang kemudian di lanjutkan para sahabat ra, Islam telah menjadi revolusi terbesar yang pernah ada dalam peradapan manusia. Revolusi tersebut meliputi berbagai bidang, termasuk revolusi akhlak dan moral sehingga menjadikan tatanan masyarakat terbaik yang pernah ada. Islam waktu itu telah menunjukkan wibawanya sehingga menjadi kaum yang paling di segani di seluruh dunia. Al-quran dan hadist telah banyak menyebutkan tentang pentingnya dakwah dan tabligh. Tegaknya usaha dakwah sangat mempengaruhi kemajuan dan kemerosotan umat. Banyak wilayah / negara yang dulu jaya dengan ajaran Islamnya kini tinggal bekasnya saja. Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian umat untuk mengamalkan dan mengusahakan agama.

Syaikh Muhammad Ilyas rah.a salah satu tokoh yang memahami cita-cita dan perjuangan Rasulullah saw beserta para sahabat ra merasakan kerisauan yang dalam atas ketidak pedulian umat terhadap agama. Apalagi keadaan masyarakat mewat ( India) yang beliau saksikan waktu itu yang jauh dari agama. Hal itu semakin menambah kerisauan dan rasa nyeri di hati beliau yang kemudian berusaha mencari jalan keluar untuk mengubah suasana dan keadaan masyarakat mewat atas dasar cinta beliau kepada Umat Islam. Beliau berusaha menegakkan kembali kepentingan usaha dakwah dan menanamkan kepahaman pada umat tentang pentingnya dakwah untuk di usahakan sebagaimana yang telah di tuntut oleh agama, serta agar setiap individu memiliki rasa tanggung jawab untuk memajukan agama. Akhirnya beliau mengirim rombongan dakwah dari mewat untuk di gerakkan dengan tujuan mempraktekkan kehidupan Islami dan membudayakan usaha dakwah serta usaha amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan masyarakat. Serta agar berlatih mengorbankan harta, diri dan waktu untuk agama.


Sejarah telah menjadi saksi betapa besar pengaruh gerakan dakwah yang di tegakkan kembali oleh Syaikh Muhammad Ilyas rah.a. Dan telah menjadi fakta yang tak terbantahkan andil gerakan dakwah dan tabligh serta usaha perbaikan umat tersebut dalam meninggikan kalimat imaniyah di akhir abad ke-20 ini. Sehingga menjadi tinggilah kepentingan agama di atas kepentingan lainnya dan kepentingan usaha atas agama di atas usaha lainnya. Kemudian orang-orang berbondong-bondong untuk mengutamakan amal daripada mal (harta), menghidupkan sunnah-sunnah dan adab-adab nabawiyah serta menyiapkan diri untuk menjadi pejuang-pejuang agama, dengan mengorbankan harta dan diri mereka di jalan Allah (semata-mata mengharap keridhaa-Nya).

Karena taufik dan inayah dari Allah swt. sajalah, usaha dakwah dan tabligh tersebut kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Allah-lah yang menolong usaha dakwah terswebut dan Allah kuasa untuk menghancurkanya. Pada saat ini dapat di lihat betapa banyaknya manusia yang berbondong-bondong keluar di jalan Allah ke setiap penjuru, bahkan ke setiap sudut perkampungan terpencil dengan semangat, niat, cara dan tujuan yang sama untuk menyebarkan agama, hidayah dan perdamaian. Setiap hari selalu ada jamaah atau rombongan dakwah yang terus di kirim ke berbagai wilayah. Mereka senantiasa mendakwahkan agama siang dan malam, mengingatkan umat bahwa tidak ada jalan menuju kebahagiaan kecuali mengamalkan agama. Tujuan mereka yaitu untuk memperbaiki diri serta agar agama yang telah di turunkan Allah swt dengan sempurna ini bisa wujud dalam kehidupun umat islam seluruh alam (khususnya pada diri pekerja dakwah itu sendiri). Sehingga seluruh kampung-kampung di seluruh alam bisa hidup sebagaimana Madinah Al-munawarah pada jaman Rasulullah saw. Masjid-masjid seluruh alam bisa hidup sebagaimana kehidupan masjid Nabawi pada jaman Rasulullah saw. Serta agar manusia memahami pentingnya kerja atas agama melebihi kerja atas kebendaan.

Tidak ada satupun lapisan masyarakat yang tertinggal dalam menyambut seruan untuk dakwah tersebut, dari Ulama-ulama, Hufadz Qur’an, pelajar, orang awam, orang miskin, konglomerat, intelek, pengusaha, pejabat, orang kota, orang desa, sampai bekas preman. Serta telah di amalkan umat di seluruh belahan dunia. Berkat usaha dakwah dan tabligh tersebut telah banyak orang yang hidupnya kelam mejadi terang, banyak orang kembali tobat dari kemaksiatannya. Dalam usaha ini seolah-olah perbedaan suku, bahasa, negara, status sosial menjadi kabur kemudian duduk rapat-rapat sebagai umat akhir jaman yang mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan risalah kenabian. Bersatu padu menyatukan fikir dan saling tolong-menolong dalam memperjuangkan agama yang sedang di timpa sakit yang parah ini. Ini juga bukti bahwa dakwah memang ampuh untuk memperkuat persatuan umat dan menghindari perpecahan.

Amalan dakwah ini telah bergerak dan berkembang di Afrika seperti Maroko, Al-Jazair, Tunis, dan Libya. Amalan dakwah ini juga bergerak dan berkembang di Perancis, Belgia, Belanda, Albania, Inggris dan Amerika. Juga di Timur tengah seperti Mesir, Jordania, Syiria, Libanon, Yaman dan negara-negara Arab lainnya, di samping juga di negeri tempat asal mula usaha ini berkembang, yakni India. Saat ini lebih dari 240 negara telah hidup amalan dakwah ini.

Usaha dakwah dan tabligh tersebut bisa berkembang dengan baik meskipun di negara-negara barat yang sangat minoritas Islamnya (seperti Amerika, Eropa, Australi dll). Dengan sebab usaha dakwah di sana, panji-panji Islam semakin berkibar tinggi. Di sana orang-orang semakin berani untuk menampakkan ke-Islamannya. Orang semakin bangga untuk memakai atribut-atribut sunnah seperti sorban dan ghamis. Bahkan banyak orang yang akhirnya masuk Islam asbab usaha dakwah tersebut.

Suatu usaha yang besar, berskala dunia dan berkaliber Internasional tentu mengundang reaksi yang besar pula. Berbagai sorotan dan kritikan datang dari segala arah, Ada yang mendukung, simpati, mendorong dan mencintainya. Ada juga yang membenci, dan menghalang-halangi. Hal ini wajar, hampir semua pembaharuan selalu di iringi pertentangan. Namun fakta membuktikan, siapapun yang terjun langsung dalam kerja dakwah tersebut maka akan timbul jazbah (semangat) untuk mengamalkan agama. Dan timbul semangat untuk mendakwahkan agama tersebut kepada orang lain.

Tentang asal nama "Jamaah Tabligh”, Pada dasarnya tidak ada penamaan resmi terhadap kerja dakwah ini, dan awal gerakan da’wah tersebut juga memang tidak ada nama khusus. Munculnya nama "Jama’ah Tabligh" terwujud secara alami, sebagaimana jika orang menjual ikan maka orang-orang akan menyebutnya "Penjual Ikan" atau jika orang menjual buah-buahan maka orang-orang akan memanggilnya "tukang buah".

Di kisahkan bahwa Maulana Muhammad Ilyas rah.a. ketika memulai kegiatan dakwah tabligh ini mengatakan, “aku tidak memberikan nama apa pun terhadap usaha ini. Tetapi, seandainya aku memberinya nama, tentu aku menamakannya ‘gerakan iman’”. Beliau menyadari bahwa memberikan satu nama khusus pada kegiatan ini berarti membuat pengelompokan baru pada ummat. Ada umat yang anggota dan yang bukan anggota. Sedangkan dakwah dan tabligh adalah satu amal ibadah seperti sholat, puasa, dzikir, dan sebagainya. Sebagaimana dalam ibadah-ibadah lain tidak ada pengelompokkan dan keanggotaan (misalnya kelompok ahli sholat, ahli puasa, dan lain-lain) demikian pula halnya dengan dakwah dan tabligh. Selain hal itu, dakwah adalah tanggung jawab setiap individu ummat ini yang harus mereka tunaikan tanpa kecuali. Bila di bentuk satu kelompok dakwah, tentu akan timbul kesan bahwa dakwah adalah tugas anggota kelompok dakwah saja. Dengan berbagai pertimbangan itulah Maulana Ilyas tidak memberikan nama terhadap usaha dakwah tabligh.

Bahkan, di berbagai wilayah Indonesia orang-orang mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Misalnya jamaah silaturahmi, kuba, jaulah, khuruj, osamah, jama’ah tholib, bahkan ada yang menyebut jamaah kompor karena sering membawa kompor kemana-mana. Ada juga sejumlah aktivis da’wah yang kurang senang bila dirinya di sebut anggota jamaah tabligh. Dakwah dan tabligh adalah tanggung jawab seluruh umat bukan tugasnya sekelompok orang tertentu. Namun yang menjadi kesalahpahaman besar, terutama di Indonesia adalah menganggap kerja tersebut hanya milik kelompok tertentu. Padahal di harapkan semua umat ikut ambil bagian dalam kerja dakwah ini sekuat kemampuan yang bisa di berikan.

Azas (landasan) dari kerja dakwah tersebut adalah musyawarah yang berdasarkan ruang lingkupnya terbagi dalam beberapa tingkatan musyawarah. Tingkat yang paling besar adalah musyawarah dunia yang biasanya di adakan 2 tahun sekali. Musyawarah nasional biasanya di adakan 4 bulan sekali (Utk Indonesia), kemudian di bagi lagi dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil, misalnya musyawarah jawa tengah biasanya 2 bulan sekali, di bagi lagi dalam musyawarah halaqoh (kawasan) biasanya 1 minggu sekali. Sedangkan yang terkecil adalah musyawarah harian yang biasanya di adakan setiap hari di maholla (masjid) masing-masing. Setiap pekerja dakwah juga di anjurkan bermusyawarah setiap hari dengan keluarga di rumahnya masing-masing untuk kemajuan agama (setidaknya kemajuan agama dalam keluarga), sehingga ahli keluarga ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Selain itu juga masih banyak musyawarah-musyawarah lain yang belum di sebutkan di atas karena setiap kerja selalu di awali dengan musyawarah. Dalam musyawarah dunia, perkembangan dakwah di evaluasi, serta di bicarakan terti-tertib yang akan di ambil dalam periode yang akan datang. Sehingga terkadang terjadi perubahan tertib setelah musyawarah dunia.

Pembagian-pembagian wilayah dalam peta dakwah tabligh tersebut tidak terpengaruh oleh batas-batas formal yang ada dalam pemerintah.

Berdasarkan tempat berdakwah terbagi menjadi dua, yaitu intiqoli dan maqomi. Intiqoli yaitu dakwah di tempat orang lain atau kampung lain dengan berpindah atau dengan melakukan perjalanan dengan masa tertentu. Orang di sekitar tempat yang di datangi di harapkan akan memberi bantuan untuk kerja dakwah sehingga terjalin kerjasama antara pendatang dengan orang tempatan, sebagaimana kerjasama yang terjalin antara Sahabat muhajirin dan anshor di Madinah pada jaman Rasulullah saw. Sedangkan maqomi adalah dakwah di tempatnya masing-masing. Setiap pekerja di anjurkan untuk meluangkan beberapa jam setiap harinya untuk bersilaturahmi dengan orang-orang di sekitar tempatnya masing-masing untuk mendakwahkan agama. Dalam berdakwah juga di kenal istilah amalan secara infirodi dan Ijtima’i. Infirodi yaitu amalan secara individu sedangkan ijtima’i secara berkelompok(berjamaah). Begitu pula dalam berdakwah juga bisa di lakukan secara infirodi maupun ijtima’i.

Pekerja dakwah di anjurkan untuk mengikuti tertib-tertib dan arahan-arahan yang di sepakati guna menjalankan dakwah, misalnya ketika keluar di jalan Allah (khuruj fi sabilillah) hendaknya memperbanyak da’wah ilallah, ta’lim wa ta’lum, dzikir wal ibadah,dan khidmat. Mengurangi masa makan dan minum, tidur dan istirahat, bicara sia-sia, keluar dari lingkungan masjid. Menghadapi segala kesulitan dengan sabar. Jangan menyinggung masalah politik, khilafiyah (perbedaan pendapat di kalangan ulama), status sosial, dan derma sumbangan dalam berdakwah (ketika keluar). (Tidak boleh menyinggung masalah politik dan khilafiyah karena membicarakan hal tersebut ketika keluar di jalan Allah bisa menimbulkan perdebatan dan perpecahan di antara jamaah). Dan masih banyak arahan-arahan lainnya.

Pada jaman Rasulullah saw, masjid Nabawi menjadi pusat kegiatan umat, dari sana di bentuk jamaah / rombongan dakwah maupun jihad. Di sana juga sebagai pusat belajar-mengajar, pusat beribadah dan pusat melayani umat, Sehingga dalam usaha dakwah dan tabligh ini juga menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dakwah. Berangkat dari masjid dan kembali lagi ke masjid. Untuk kawasan tertentu ada masjid yang di jadikan markaz (bahasa arab untuk kata centre/pusat). Di situlah biasanya para pekerja dakwah melakukan ijtima’ (pertemuan).

Dalam ijtima’ tersebut juga di bentuk jama’ah-jamaah yang akan di kirim ke berbagai tempat untuk berdakwah. Pada malam ijtima’ di adakan bayan (majelis penerangan untuk menerangkan maksud serta tujuan dakwah dan tabligh). Petugas bayan (mubayin) memberikan nasihat serta dorongan kepada para jamaah agar memikul tanggung jawab agama dengan cara mengorbankan sebagian dari harta, diri dan waktu, untuk keluar di jalan Allah. Bayan di akhiri dengan tasykil yaitu tawaran serta bujukan kepada para jamaah untuk mengorbankan sebagian harta, diri dan waktu untuk keluar di jalan Allah dengan masa tertentu dalam rangka mendakwahkan agama. Kemudian orang yang berniat untuk ikut keluar (khuruj fi sabilillah) mendaftarkan diri untuk di data. Di sana juga biasanya di bacakan kitab Hayatus-Shohabah yang berisi perjuangan dan pengorbanan para sahabat untuk agama, sehingga para jamaah bisa meneladani para sahabat r.a. dalam mengamalkan dan memperjuangkan agama. Dengan begitu juga bisa dirasakan bahwa pengorbanan para jamaah belum ada apa-apanya di bandingkan pengorbanan para sahabat r.a dalam membela agama. Orang yang mendapat tugas membaca kitab Hayatus-Sohabah haruslah orang ‘Alim(berilmu).

Kelebihan mereka dalam berdakwah adalah kerelaan mereka mengorbankan keperluannya untuk kepentingan dakwah. Mereka rela mengorbankan sebagian harta, diri dan waktu mereka untuk mendakwahkan agama sampai melewati batas pulau dan batas negara. Dalam berdakwah mereka siap di caci dan di maki, hal itu tidak akan menghentikan mereka. Hubungan antara pekerja dakwah ini sangat erat, mereka memiliki kesatuan hati yang sangat kuat, di dalamnya ada kasih sayang, dan semangat mengutamakan orang lain (itsar). Keindahan hubungan mereka dapat di lihat dari ijtima’-ijtima’ yang di adakan. Kasih sayang ini bukan hanya untuk sesama pekerja dakwah saja. Dalam berdakwah jamaah senantiasa berusaha menjalin hubungan dengan baik kepada orang-orang yang di temui. Dalam berdakwah di anjurkan menghindari perdebatan serta berdakwah dengan penuh hikmah dan bijak. Para Da’i di anjurkan menghadirkan sifat okromul muslimin (memuliakan sesama muslim) terutama kepada Ulama yang di jumpai.

Tidak ada paksaan dalam menjalankan usaha dakwah ini. Walaupun para masyaikh dan Syuro senantiasa memberi arahan-arahan dan nasihat dalam mengamalkan dakwah, tapi dalam pelaksanaanya apakah akan di amalkan atau tidak kembali kepada setiap individu. Namun alangkah baiknya jika semua orang bisa ikut ambil bagian dalam usaha ini. Usaha dakwah tersebut sangat terbuka, semua orang bisa ikut ambil bagian dalam usaha dakwah.

Para masyaikh(ulama) juga senantiasa mengingatkan kepada orang-orang yang bekerja di bawah usaha dakwah tersebut bahwa tujuan utama dalam mengamalkan dakwah tersebut adalah untuk memperbaiki diri (ishlah), memperbaiki orang lain bukanlah tujun utama mereka dalam berdakwah.

Amalan dakwah yang telah di konsepkan sangat bagus dan mulia, tapi yang menjalankan dan mengamalkan juga manusia biasa yang datang dari berbagai latar belakang. Tidak mungkin bisa terhindar dari kesalahan. Jika di cari-cari kekurangan mereka, tentu akan banyak di temukan, hal ini wajar. Di antara mereka sudah ada yang bertugas untuk mengarahkan dan meluruskan.

Secara realita kondisi umat saat ini pada umumnya sudah jauh dari apa yang di wasiatkan Rasulullah saw. Banyak masjid di bangun namun semakin sedikit yang memakmurkannya. Masjid sudah semakin megah namun semakin sepi dari amalan. Pemuda-pemuda kita lebih bangga menirukan gaya selebriti daripada Nabi kita. Kita sebagai Umat Islam tidak sadar telah ikut terbawa budaya yahudi dan nasrani. Kini agama, satu-satunya yang menjadi sebab kebahagiaan, kemuliaan dan kejayaan dunia akhirat di anggap sesuatu yang tidak penting sehingga di abaikan begitu saja. Dengan memberi ummat kitab tebal kemudian kita cuma berharap agar umat mengamalkanya sementara mereka belum memahami kepentingan agama merupakan perkara yang hampir mustahil.

Opini masyarakat terbentuk dari apa yang mereka lihat, masyarakat sudah kesulitan melihat kehidupan islam yang sesungguhnya. Cara bagaimana bermu’amalah, mu’asyaroh, berakhlak yang dulu pernah di ajarkan Rasulullah saw kini telah hilang dari umat Islam. Jika dulu ada yang bertanya bagaimana akhlak Rasulullah saw maka bisa di jawab akhlak beliau adalah Al-quran. Namun saat ini kehidupan Islami seolah-olah hanya di dalam buku-buku saja......

Di jaman sekarang ini, budaya materialisme sudah sangat kental dalam kehidupan masyarakat, masih adanya sekelompok orang yang mau berkorban untuk mendakwahkan agama merupakan suatu rahmat dari Allah swt yang seharusnya kita tolong dan kita syukuri. Thola’albadru‘alaina mintsaniyatilwada’ wajaba syukru ‘alaina maada’alillahida’. (Telah terbit purnama di atas kita muncul dari tsaniyatul wada’, wajib bersyukur atas kita selama masih ada Da’i yang mengajak kepada Allah)……

Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal






Selengkapnya...

Sunday, October 12, 2008

Sabda-sabda Rasulullah saw Mengenai Anak :

1. Bau tubuh anak-anak adalah sebagian dari angin surga.
2. Surga itu adalah sebuah kampung kesenangan, tidak masuk surga melainkan orang yang menyukai anak-anak.
3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang menangis karena takutkan Allah SWT. Orang yang menangis oleh Allah SWT diharamkan akan api neraka ke atas tubuhnya.
4. Ciumlah anakmu karena pahala setiap ciuman itu dibalas dengan satu derajat di surga.
5. Barangsiapa keluar ke pasar muslimin dan membeli barang-barang dan kembali ke rumah dengan membawa buah tangan untuk anak-anaknya niscaya mendapat rahmat dari Allah SWT dan tidak akan disiksa di hari kiamat.
6. Barangsiapa membeli akan sesuatu di pasar untuk ahli keluarganya dan ia memikulnya ke rumah pahalanya seperti ia member sedekah untuk orang yang sangat berhajat.
7. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak laki-laki, maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah ia memerdekakan hamba sahaya dari kalangan bani Israil.
8. Mengutamakan uang belanja anak-anakmu.
9. Suruhlah anak-anak mu shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah ia karena meninggalkan shalat ketika berumur 10 tahun dan pisahkan anak laki-laki dan perempuan dalam tempat tidurnya.
10. Memuliakan anak-anak dengan mengajarkan kepada mereka adab dan ilmu agama. Barangsiapa memuliakan anak-anaknya maka Allah SWT akan memuliakannya di surga.
11. Barangsiapa diberi rezeki seorang anak, wajiblah baginya mengajarkan anak itu adab dab akhlak semoga ia mendapat kemudahan rezeki dari syafaat anak-anaknya.
12. Barangsiapa meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan jahil dia turut menanggung tiap dosa yang dilakukan oleh anaknya itu dan barangsiapa membekalkan anaknya itu dengan ilmu dan adab, maka pahala anak itu turut diperolenya.
13. Sesuatu yang lebih mulia diberikan oleh bapak kepada anaknya ialah mengajarkan adab. Mengajar anak tentang adab lebih utama daripada menakut-nakutkan dia dengan pukulan karena meninggalkan kebaikan atau melanggar perintah Allah.

Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal

Subhaanka Allohumma Wa Bihamdika Asyhadu Allaa Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaika


Selengkapnya...

Wednesday, September 10, 2008

Perbedaan Antar Mazhab Hanafi, Syafi'i, Maliki dan Hambali

Di antara tonggak penegang ajaran Islam di muka bumi adalah muncul beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan mazhab kecil lainnya. Keempat mazhab ituadalah Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah. Sebenarnya jumlah mazhab besar tidak hanya terbatas hanya 4 saja, namun keempat mazhab itu memang diakui eksistensi dan jati dirinya oleh umat selama 15 abad ini.Keempatnya masih utuh tegak berdiri dan dijalankan serta dikembangkan oleh mayoritas muslimin di muka bumi. Masing-masing punya basis kekuatan syariah sertamasih mampu melahirkan para ulama besar di masa sekarang ini.Berikut sekelumit sejarah keempat mazhab ini dengan sedikit gambaran landasan manhaj mereka.

1. MazhabAl-Hanifiyah.
Didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit (80-150 H) atau lebih dikenal sebagai Imam Abu Hanifah. Beliau berasal dari Kufah dari keturunan bangsa Persia. Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Beliau termasuk pengikut tabiin (tabi’utabiin), sebagian ahli sejarah menyebutkan, ia bahkan termasuk Tabi’in.Mazhab Al-Hanafiyah sebagaimana dipatok oleh pendirinya, sangat dikenal sebagai terdepan dalam masalah pemanfaatan akal/ logika dalam mengupasmasalah fiqih. Oleh para pengamat dianalisa bahwa di antaralatar belakangnya adalah:
* Karena beliau sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadits. Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihah suatu hadits, maka beliau lebih memlihuntuk tidak menggunakannnya. Dan sebagai gantinya, beliau menemukan begitu banyak formula seperti mengqiyaskan suatu masalah dengan masalah lain yangpunya dalil nash syar'i.
* Kurang tersedianya hadits yang sudah diseleksi keshahihannya di tempat di mana beliau tinggal. Sebaliknya, begitu banyak hadits palsu, lemah danbermasalah yang beredar di masa beliau. Perlu diketahui bahwa beliau hidup di masa 100 tahun pertama semenjak wafat nabi SAW, jauh sebelum era imamAl-Bukhari dan imam Muslim yang terkenal sebagai ahli peneliti hadits.Di kemudian hari, metodologi yang beliau perkenalkan memang sangat berguna buat umat Islam sedunia. Apalagi mengingat Islam mengalami perluasan yang sangat jauh ke seluruh penjuru dunia. Memasuki wilayah yang jauh dari pusat sumber syariah Islam. Metodologi mazhab ini menjadi sangat menentukan dalam dunia fiqih diberbagai negeri.
2. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi (93 – 179H).Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As-Sunnah (dengan lima rincian dari masing-masing Al-Quran dan As Sunnah; tekstualitas, pemahaman zhahir, lafaz umum, mafhum mukhalafah, mafhum muwafakah, tanbih alal illah), Ijma’, Qiyas, amal ahlul madinah (perbuatan penduduk Madinah), perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai’, muraatul khilaf, istishab, maslahah mursalah, syar'u man qablana (syariat nabi terdahulu).Mazhab ini adalah ke balikan dari mazhan Al-Hanafiyah. Kalau Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab Maliki justru 'kebanjiran' sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW sendiri, di manapenduduknya adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits yang shahih para umumnya.
3. Mazhab As-Syafi'iyah
Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (150 – 204 H). Beliau dilahirkan di Gaza Palestina (Syam) tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat diMesir tahun 203 H.Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya (madzhab qodim). Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (madzhab jadid). Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul 'ilm di akhir bulan Rajab 204 H.Salah satu karangannya adalah “Ar-Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’iadalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli ra'yi (Al-Hanafiyah) dan fiqh ahli hadits (Al-Malikiyah).Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau jugatidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. ImamSyafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad mengatakan, ”Imam Syafi’i adalahnashirussunnah (pembela sunnah), ”Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari ImamSyafi’i. Sementara kitab “Al-Umm” sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii binSulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya, ”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku,dan buanglah perkataanku di belakang tembok, ”
4. Mazhab Al-Hanabilah
Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani (164 – 241 H). Dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal. Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam.Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika datang ke Baghdad sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat banyak hingga mencapai ratusan. Iamenguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi ahli hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim Al-Bukhari (104 –183 H).Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Imam Syafi’i berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir, ”Saya keluar dari Baghdad dan tidaklah sayatinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih melebihi Ibnu Hanbal (Imam Ahmad), ”Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat, Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban ataspertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis “Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan yangkuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar.Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal (w 266 H) anak terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (213 – 290 H). Shalih bin Ahmad lebih menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad (w 273 H), Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mihran (w 274 H), Abu Bakr Al-Khallal (w 311 H), Abul Qasim (w 334 H)yang terakhir ini memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.

Subhaanka Allohumma Wa Bihamdika Asyhadu Allaa Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaika.
Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal


Selengkapnya...

Tuesday, September 2, 2008

Berikut adalah ayat-ayat surat Al Hujuraat yangmenyatakan bahwa mukmin itu bersaudara serta larangangolongan satu merendahkan golongan yang lain.

Semoga kita semua diberi Allah SWT kekuatan untukmengamalkan perintah Allah.

Al Hujuraat:

[49.9] Dan jika ada dua golongan dari orang-orangmukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniayaterhadap golongan yang lain maka perangilah golonganyang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembalikepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali(kepada perintah Allah), maka damaikanlah antarakeduanya dengan adil dan berlaku adillah. SesungguhnyaAllah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

[49.10] Sesungguhnya orang-orang mukmin adalahbersaudara karena itu damaikanlah antara keduasaudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamumendapat rahmat.

[49.11] Hai orang-orang yang beriman janganlah suatukaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadimereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yangmengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadiwanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dariwanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu menceladirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggildengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-burukpanggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah imandan barang siapa yang tidak bertobat, maka merekaitulah orang-orang yang lalim.

[49.12] Hai orang-orang yang beriman, jauhilahkebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagianprasangka itu adalah dosa dan janganlah kamumencari-cari kesalahan orang lain dan janganlahsebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan dagingsaudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasajijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi MahaPenyayang.

[49.13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakankamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan danmenjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-sukusupaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orangyang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialahorang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Assalaamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Jazaakumullooh khoiron katsiiroo 'ala kulli haal

“Subhaanka Allohumma Wa Bihamdika Asyhadu Allaa Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaika”
(Maha Suci Engkau Ya Allah dan Dengan Memuji-Mu, aku bersaksi tiada tuhan selain Engkau, aku memohon magfiroh-Mu dan aku kembali (taubat) kepada-MU),



Selengkapnya...

Tuesday, August 12, 2008

Al-Qur'an dan Rayap

SUBHANALLAH,........

MUNGKIN INI SALAH SATU TANDA YANG DITUNJUKKAN ALLAH SWT ATAS KEBESARANNYA,

SEMOGA MEMBUAT KITA TAMBAH YAKIN PADA KEIMANAN DAN KEISLAMAN KITA. AMIN.
AL-QUR'AN sebagai satu mukjizat .

Di dalam rumah seorang muslim bernama
En. Md. Farooq, penduduk Tappachabutra, Hyderabad,
rayap telah memakan sebuah AL-QURAN yg berusia 100 tahun....
keseluruhan KULIT naskah Al Qur'an dan KOTAK yang melindungi AL Quran
tsb telah rusak karena dimakan oleh rayap juga termasuk tulisan
terjemahan AL QURAN TERSEBUT KE DALAM BAHASA URDU'.....
YANG MENAKJUBKAN adalah....

Rayap tersebut
TIDAK MENYENTUH 'HURUF-HURUF ASLI AL-QUR'AN YG BERTULIS DALAM BAHASA ARAB.......!






Selengkapnya...

Wednesday, August 6, 2008

Azab Allah terhadap Ariel Sharon!!

Subhanallah….
Pembalasan dari Allah SWT atas segala kekejaman nya, maka beringat2 kita sebagai hambaNya, jangan sekali2 melakukan kezaliman terhadap insan lain….!!!!Tubuh Sharon Membusuk Sedangkan Ia Masih HidupSemoga Allah SWT menimpakan Azab Nya kepada seluruh Zionist Yahudi yang setuju terhadap pembantaian Umat Islam Palestin & Lebanon.Tubuh Sharon Membusuk Sedangkan Ia Masih Hidup Written by Ummu RaihanahDiberitakan bahwa para doktor di Hospital Hadasa telah memasukkan Ariel Sharon (Mantan PM Israel) ke ruang operasi untuk dilakukan pembedahan. Ia memiliki luka membusuk dan tidak sedarkan diri selama beberapa minggu. Operasi tersebut dilakukan untuk menyambung bagian-bagian ususnya yang telah membusuk dan telah menyebar ke bagian tubuh lain.Demikianlah kita saksikan keadaan musuh islam yang gemar menumpahkan darah.Penyumbatan yang terjadi di otaknya menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh.Ini sebagai akibat penindasannya terhadap umat Muhammad Shalallahu alaihi wassalam yang beriman yang berlangsung terus menerus siang dan malam. Akhirnya ia menderita kelumpuhan di seluruh tubuhnya dan tidak bisa menggerakkannya walaupun hanya menggerakkan mata. Dialah yang memimpin para tentara untuk menyerang Sinai dan Lebanon . ia juga yang menyembelih para tawanan Mesir. Saat ini ia tidak sedar sama sekali dan tidak mengetahui sekelilingnya.Akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala memperlihatkan kepada kita keadaan thaghut yang suka menumpahkan darah ini dengan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala yang agung, yaitu membusuknya jasad sedangkan ia masih hidup.Demikianlah, mereka (para doktor) akan mengamputasi anggota tubuhnya satu demi satu hingga terakhir sedangkan ia masih hidup.Benarlah firman Allah SubhanahuWata’ala :”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu benar “(Fushilat:53)Dipetik dari: Majalah Qiblati, vol.01/no. 09/Mei-Juni 2006 terbitan Jeddah, KSA.(yakinku.wordpress.com)
***********
Dan hingga detik ini pun, ariel sharon masih tergolek lemah masih dalam keadaan koma. satu pemimpin dunia yang mengalami koma selama 2 tahun(okezone.com). Na'udzubillahi mindzalik.....qta tunggu kabar selanjutnya dari sang zionist sejati ini...dan tak lupa qta tunggu kapan waktunya, sobat sang zionist yaitu pak Bush menyusul seperti keadaan sahabat tercintanya.

Allahu'alam bishawab





Selengkapnya...

Wednesday, July 30, 2008

Childrens of Falistin

Kematian adalah hal yang wajar bagi rakyat Palestina.

Setiap kematian seorang syuhada Palestina, seribu syuhada lain dilahirkan hari itu juga.
Meskipun terkadang syuhada-syuhada muda itu harus menerima timah panas yang merenggut nyawa mereka terlebih dahulu sebelum mengangkat senjata.


Meskipun batu bukanlah lawan yang sepadan untuk tank-tank berbahan dasar baja itu. Anak dalam foto itu bernama Faris Odah, berusia 13 tahun. Tiga hari setelah foto ini diambil, Faris tewas ditembak oleh seorang sniper tentara Israel saat melempari tank Israel yang lain. Semoga Allah memuliakanmu di surga-Nya, Faris.



Meskipun mereka harus merelakan kebahagiaan masa kecil yang direnggut dengan paksa.

Meskipun jalan menuju ke sekolah tempat mereka belajar seringkali diblokir oleh tentara Israel.
Mereka tidak bisa bernyanyi-nyanyi bahagia dengan ayah dan ibu mereka.Ayah mereka kebanyakan Syahid terbunuh oleh tentara Israel.Ibu mereka sudah tidak punya apa-apa karena blokade ekonomi dari Israel.Maka satu-satunya jalan yang bisa mereka tempuh adalah berjuang demi kebebasan.

Meskipun demikian, perjuangan rakyat Palestina yang dikenal dengan “Intifadhah” itu akan semakin sengit. Demi keadilan yang ingin mereka wujudkan. Demi kebebasan yang terampas.

Demi tegaknya Islam dengan Bait Al-Maqdis-nya.


Tatapan penuh harapan inilah yang akan membawa Palestina menjemput impiannya. Tatapan mata yang ikhlas dalam berjuang. Meskipun mereka tahu, ajal bisa menjemput mereka kapan saja. Tapi mereka selalu yakin, Jibril selalu datang, mengepakkan sayap yang menggambarkan surga di tiap sakaratul maut mereka.
Insya Allah…









Selengkapnya...

Tuesday, July 15, 2008

Umat Islam Dunia Diminta Bersatu Tolak Kesepakatan Keamanan AS di Irak

Dewan Ulama Muslimin Irak meminta seluruh pemimpin negara-negara muslim, pemimpin ormas Islam dan seluruh kekuatan-kekuatan muslim di dunia lainnya untuk menyuarakan suara penolakan terhadap upaya-upaya AS yang ingin terus menjajah negeri tersebut dengan memaksakan kesepakatan keamanan baru di Irak.
Demikian disampaikan Dewan Ulama Muslimin (DUM) Irak dalam pernyataan persnya, Senin (14/7). Dewan Ulama Muslimin juga meminta lembaga-lembaga media, politik, ormas dan majlis-majlis ulama, seperti Al Azhar, Dar Al Ifta Saudi Arabia, Asosiasi Ulama Muslim untuk membuat suatu gerakan guna mencegah AS memaksakan Kesepakatan Keamanannya dengan Pemerintah Irak.
Menurut Dewan Ulama Muslimin,kesepakatan keamanan tersebut memiliki tujuan-tujuan tersembunyi yang membahayakan bagi masa depan Irak dan umat Islam. Untuk itu, DUM meminta agar dilakukan aksi-aksi demo untuk menolak hal itu.
DUM juga menegaskan bahwa Irak saat ini berada dalam konspirasi yang sangat berbahaya terutama dari otoritas kolonialis AS. Menurut DUM, kesepakatan keamanan tersebut merupakan upaya AS untuk melanggengkan penjajahan dan hegemoni di Irak, baik secara politik, ekonomi maupun keamanan.
Pernyataan tersebut juga mengatakan, “Rakyat Irak dengan seluruh kekuatannya menolak kesepakatan zalim tersebut, karena akan menjadikan Irak selalu dibawah penjajahan, kebebasan dan kedaulatan Irak akan dirampas.” Selain itu, Irak juga akan menjadi negara boneka dimana kekuasaan dan kedaulatannya dipegang oleh otoritas penjajah dan para antek-anteknya.
Jika kesepakatan tersebut jadi ditandatangani maka wilayah udara, darat dan laut Irak akan dikuasai dan dikontrol oleh penjajah, kata DUM. Kesepakatan keamanan tersebut juga akan membahayakan secara keamanan terhadap negara-negara tetangga Irak.



Selengkapnya...

Download Foto-foto Pembantaian Anak-anak Palestina oleh Tentara Israel


Barat dan kaki tangannya kelompok Islam Liberal sering mengidentikkan ummat Islam dengan kekerasan. Sebagai contoh kasus “Kekerasan” di Monas antara FPI dengan Pembela Aliran Sesat Ahmadiyah digembar-gemborkan media massa pro Ahmadiyah selama berminggu-minggu. Padahal kalau kita teliti sama sekali tidak ada korban yang mati di situ.
Tapi di Palestina di mana ratusan ribu warga sipil dibantai termasuk wanita dan anak-anak oleh Israel yang didukung oleh AS, kelompok “Anti Kekerasan” di Indonesia diam seribu basa. Mereka justru dengan tenang bekerjasama dengan Israel dan AS yang justru telah dan sedang membantai ratusan ribu Muslim di Palestina, Iraq, dan Afghanistan. Mereka menikmati kucuran dana dari Israel dengan AS dengan menjadi pengurus Yayasan Yahudi Shimon Peres atau LSM-LSM yang mendangkalkan aqidah ummat Islam.
Berikut foto-foto pembantaian anak-anak Palestina oleh tentara Israel. Silahkan download di:
Barat dan kaki tangannya kelompok Islam Liberal sering mengidentikkan ummat Islam dengan kekerasan. Sebagai contoh kasus “Kekerasan” di Monas antara FPI dengan Pembela Aliran Sesat Ahmadiyah digembar-gemborkan media massa pro Ahmadiyah selama berminggu-minggu. Padahal kalau kita teliti sama sekali tidak ada korban yang mati di situ.
Tapi di Palestina di mana ratusan ribu warga sipil dibantai termasuk wanita dan anak-anak oleh Israel yang didukung oleh AS, kelompok “Anti Kekerasan” di Indonesia diam seribu basa. Mereka justru dengan tenang bekerjasama dengan Israel dan AS yang justru telah dan sedang membantai ratusan ribu Muslim di Palestina, Iraq, dan Afghanistan. Mereka menikmati kucuran dana dari Israel dengan AS dengan menjadi pengurus Yayasan Yahudi Shimon Peres atau LSM-LSM yang mendangkalkan aqidah ummat Islam.
Berikut foto-foto pembantaian anak-anak Palestina oleh tentara Israel. Silahkan download di:

Selengkapnya...

Iran Buat Sendiri Tank Zulfiqar dan Peluru Kendali Shahab 3

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [Al Anfaal:60]

Allah memerintahkan ummat Islam untuk selalu siap siaga dengan segala kekuatan yang kita mampu untuk menggentarkan musuh Allah dan musuh ummat Islam sehingga tidak berani menyerang.
Tidak pantas ummat Islam membeli senjata kepada orang-orang kafir yang memusuhi Islam karena senjata yang dijual pasti mutunya lebih rendah daripada yang dipakai oleh negara kafir tersebut. Selain itu jika perang, maka negara kafir tersebut dengan mudah mengembargo spare part peralatan tempur sehingga senjata-senjata yang ada seperti pesawat terbang, tank, kapal perang bisa jadi besi tua yang tidak berguna.
Republik Islam Iran telah berhasil membuat pesawat tempur sendiri Saeqeh yang gambarnya bisa dilihat di www.syiarislam.wordpress.com. Selain itu mereka juga membuat tank-tank Zulfiqar dengan berat 40 ton. Tank tersebut dilengkapi sistem penembakan dengan komputer, penuntun laser sehingga tembakannya akurat seperti sniper hingga jarak 4000 meter, dan alat penglihat di waktu malam.
http://www.globalsecurity.org/military/world/iran/zulfiqar.htm




Selain itu Iran juga membuat sendiri rudal (peluru kendali) Shahab 3 yang mampu menjangkau lebih dari 2.000 km sehingga bisa mencapai Israel dan 32 Pangkalan Militer AS yang tersebar di Timur Tengah, Iraq, Afghanistan, dan PakistanRudal Shahab 3 mampu mengangkat 1 ton cluster bomb sehingga banyak bom bisa disebar di wilayah yang luas hanya dengan satu rudal. Rudal ini bisa dikendalikan dari ruang navigasi sehingga jika melenceng bisa dikembalikan ke target sasaran. Jika melenceng terlalu jauh bisa dihancurkan.



Kalau AS atau Israel menembakkan satu saja peluru ke Iran, Angkatan Bersenjata Iran tidak akan segan-segan melakukan serangan balasan ke jantung Israel dan 32 basis militer AS di kawasan Teluk, ” tukas Zolnoor, yang menjadi wakil Ayatullah Khamenei di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).



Negara-negara Islam lainnya seperti Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan sebagainya harusnya berusaha membuat senjata sendiri sehingga bisa mempertahankan negerinya bukan hanya dari serangan fisik secara langsung, tapi juga penjajahan terselubung seperti penjajahan ekonomi yang menguras kekayaan negara-negara Islam sehingga rakyatnya miskin, sementara negara-negara kafir harbi tersebut kaya raya.
Berikut gambar-gambar dan artikel-artikel tentang persenjataan Iran yang dibuat sendiri oleh mereka.



















Selengkapnya...

Monday, June 16, 2008

Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia, yang akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata Allah SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan bahwa bekerja merupakan sehuah kewajiban yang setingkat dengan Ibadah. Orang yang bekerja akan mendapat pahala sebagaimana orang beribadah. Lantaran manusia yang mau bekerja dan berusaha keras untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya, akan dengan sendirinya hidup tentram dan damai dalam masyarakat . Sedangkan dalam pandangan Allah SWT, seorang pekerja keras (di jalan yang diridhai Allah tentu lebih utama ketimbang orang yang hanya melakukan ibadah (berdo’a saja misalnya), tanpa mau bekerja dan berusaha, sehingga hidupnya melarat penuh kemiskinan.
Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah SAW amat prihatin terhadap para pemalas. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Abu Dawud dikisahkan, bahwa pada suatu hari beliau menjumpai seorang sahabat sedang duduk bersimpuh di dalam masjid, ketika semua orang sedang giat bekerja. Maka Beliaupun bertanya: ”Mengapa engkau berada dalam masjid di luar waktu shalat, wahai Abu Umamah?” Abu Umamah menjawab: ”Saya bersedih lantaran banyak hutang, wahai Rasulullah”. Lantas beliau bersabda: ”Mari Aku tunjukkan kepadamu beberapa kalimat, dan jika engkau membacanya, Allah akan menghapus kesedihanmu dan menjadikan hutangmu terbayar. Bacalah pada waktu pagi dan sore.”
Do’a tersebut, yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain”. (HR. Bukhari)
Selang beberapa waktu, ketika Rasulullah bertemu kembali dengan Abu Umamah, ternyata ia sudah menjadi orang yang periang dan tidak nampak lagi bersedih hati, sementara hutangnyapun sudah dilunasinya.
Lunasnya hutang Abu Umamah itu, secara logika tentunya berkat kerja keras yang dilakukan oleh Abu Umamah itu sendiri, lantaran rasa malas, lemah, jengkel dan sedih yang selama ini melingkupi dirinya telah terusir digantikan oleh semangat dan daya juang yang keras untuk bekerja dan berusaha dalam rangka melunasi seluruh hutang-hutangnya. Jadi mustahil harta atau uang pembayar hutang itu datang dengan sendirinya, jika yang bersangkutan tetap berpangkutangan.
Dalam Firman Allah SWT, yang artinya: “Dialah Dzat yang telah menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunva dan makanlah sebagian rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Q.S AI-MuIk (67):15)
“Dan Kami jadikan padanva kebun-kebun korma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supava mereka dapat makan dari buahnva, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (Q.S Yaasin(36): 34-35)
”Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramnal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik”. (Q.S Al-Kahfi(18): 30)
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bum; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Q.S. Al-Jumu’ah (62): 10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (Q.S Nuh:(71):19-20)
Menyimak beberapa ayat di atas, maka kini menjadi jelas, bahwa setiap Muslim sesungguhnya dituntut untuk bekerja keras, dan disarankan untuk menjelajahi bumi Allah yang maha luas ini, dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, mencari rejeki, menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan agar dapat rnencapai kemuliaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Adapun mengenai keutamaan bekerja dan keutamaan orang yang giat bekerja keras dijelaskan juga dalam beberapa hadits, yakni sebagai berikut:
”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud as, selalumakan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
”Apabila kamu selesai shalat fajar (shubuh), maka janganlah kamu tidur meninggalkan rejekimu”. (HR. Thabrani)
”Berpagi-pagilah dalam mencari rejeki dan kebutuhan, karena pagi hari itu penuh dengan berkah dan keherhasilan.” (HR. Thabrani dan Barra’)
“Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami)
“Sesungguhnya seseorang di antara kamu yang berpagi-pagi dalam mencari rejeki, memikul kayu kemudian bersedekah sebagian darinya dan mencukupkan diri dari (meminta-minta) kepada orang lain, adalah lebih baik ketimbang meminta-minta kepada seseorang, yang mungkin diberi atau ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Sebaik-baik nafkah adalah nafkah pekerja yang halal.” (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)
”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
Ada satu hadits yang sangat menarik, yang meriwayatkan bahwa, pada suatu ketika Rasulullah SAW mengangkat dan mencium tangan seorang lelaki yang sedang bekerja keras. Lantas beliau bersabda: “Bekerja keras dalam usaha mencari nafkah yang halal adalah wajib bagi setiap musalim dan muslimah”.
Semua hadist yang disebutkan di atas bermakna memotivasi, memberi dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin untuk giat bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, agar tidak menjadi hina lantaran membebani orang lain dengan menjadi parasit.
Sesungguhnya sebaik-baik makanan dan seseorang, adalah makanan dari hasil keringatnya sendiri lantaran penuh dengan berkah Allah SWT, yang akan menumbuhkan kehormatan diri serta menjauhkannya dari kehinaan hidup.
Lain lagi dengan satu riwayat yang menyatakan bahwa pada suatu ketika Ali bin Abi Thalib ra, diminta oleh seseorang untuk mendoakannya agar banyak rejeki. Namun Ali ra menolak dan malah berkata: “Saya tidak akan mendo’akanmu. Tapi carilah rejeki sebagimana telah diperintahkan Allah Azza Wa Jalla kepadamu”.
Para Nabi Allah SWT adalah Pekerja Keras
Para Nabi yang merupakan manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT, termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang selalu bckerja keras, baik dalam mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarganya, maupun untuk dijadikan teladan dan panutan bagi kaumnya.Nabi Daud as adalah salah satu pengrajin daun kurma yang getol bekerja. Dan menurut sebuah riwayat dari Hasyam bin ‘Urwah dari ayahnya, ketika Nabi Daud as berkhutbah, tanpa rasa sungkan beliau menyatakan dirinya sebagai pengrajin daun kurma untuk dibuat keranjang atau lainnya. Bahkan kemudian beliau memberi saran kepada seseorang yang kebetulan sedang menganggur, untuk membantunya menjualkan hasil pekerjaan tangannya itu.
Nabi Idris as adalah penjahit, yang selalu menyedekahkan kelebihan dari hasil usahanya setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat sederhana.
Nabi Zakaria as adalah tukang kayu. Sementara Nabi Musa as adalah seorang pengembala. Sedang Nabi Muhammad SAW pedagang, bahkan pekerjaan berdagang itu dilakukannya setelah ia bekerja sebagai penggembala domba milik orang-orang Makkah.
Sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali dia adalah pengembala domba”. Para sahabat pun bertanya: “Bagaimana dengan engkau, wahai RasululIah?”. Beliau menjawab: “Ya, akupun pernah mengembala domba milik orang Makkah dengan upah beberapa Qirat”. (HR. Bukhari)
Dalam sabdanya yang lain: “Adam adalah seorang petani, Nuh adalah seorang tukang kayu. Daud adalah pembuat baju besi. Idris adalah seorang penjahit. Dan Musa adalah pengembala”. (HR Hakim)
Bekerja Adalah Sabilillah
Dalam suatu riwayat dinyatakan bahwa; pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW sedang berjalan bersama dengan para sahahat, tiba-tiha mereka menyaksikan seorang pemuda yang nampak gagah perkasa sedang bekerja keras membelah kayu bakar. Dan para sahahat pun berkomentar: “Celakalah pemuda itu. Mengapa keperkasaannya itu tidak digunakan untuk Sabilillah (jalan Allah)?” Lantas, Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kalian berkata demikian. Sesungguhnya bila ia bekerja untuk menghindarkan diri dari meminta-minta (mengemis), maka ia berarti dalam Sabilillah. Dan jika ia bekerja untuk mencari nafkah serta mencukupi kedua orang tuanya atau keluarganya yang lemah, maka iapun dalam Sabilillah. Namun jika ia bekerja hanya untuk bermnegah-megahan serta hanya untuk memperkaya dirinya, maka ia dalam Sabilisy syaithan (jalan setan)”.
Dengan menyimak riwayat hadist tersebut di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa baik atau buruknya serta halal atau haramnya suatu pekerjaan, ternyata ditentukan dari niatnya. Jika kita bekerja dengan maksud untuk menghindarkan diri dari pengangguran misalnya, maka pekerjaan itu baik dan halal. Namun jika tujuan kita bekerja hanya untuk mencari harta serta memperkaya diri sendiri, maka pekerjaan yang kita lakukan itu merupakan pekerjaan hina dan haram, sehingga wajib dijauhi.
Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah cinta kepada hamba-Nya yang mempunyai hutang usaha, dan siapa saja yang bersusah payah serta bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, lantaran mereka seperti Fi Sabilillah (pejuang dijalan Allah) ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad). (Sumber: Al ’Amal Fil Islam karya Izzuddin Khatib At Tamimi (terj.) Bisnis Islam, alih bahasa H. Azwier Butun, Penerbit PT Fikahati Aneska Jakarta)



Selengkapnya...